Skip to main content

#ReviewTausiyah: Cara Wanita Haid Mendapatkan Lailatul Qadr

Telah menjadi fitrah wanita mengalami haid setiap bulan, normalnya. Allah menetapkan ini sebagai salah satu keistimewaan bagi wanita yang tidak diberikan ke makhluk lainnya. Ia mengizinkan wanita untuk 'istirahat' dari sholat dan puasa selama kurang lebih 7 hari lamanya. 

Sayangnya, memasuki 10 hari terakhir Ramadan, wanita yang mendapatkan jadwal haid tanpa bisa diatur waktunya, pasti merasakan kesedihan. Mengingat hari-hari tersebut merupakan salah satu momen terbaik untuk melejitkan kuantitas dan kualitas ibadah kepada Allah. Mengupayakan memperoleh bagian dari malam Lailatul Qadr yang lebih baik dari 1.000 bulan.

Tidak terkecuali aku, hehe. Jujur sedih sekali sejak Sabtu sore lalu tidak bisa menjalankan puasa seperti sejak hari pertama Ramadan. Pun ibadah-ibadah lainnya yang seperti sudah menjadi kebiasaan selama 3 minggu terakhir. Namun, Allah seakan ingin aku selalu dekat dengan-Nya meski dalam kondisi 'tidak suci' seperti ini. Ia berikan petunjuk lewat tausiyah online Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri ketika aku berselancar di Youtube semalam. 

Pict source: Pinterest

Pertama, sedih. Merasa sedih atas dasar amal shalih karena haid, nifas, sakit (kendala syar'i) itu sangat wajar, itu tandanya iman kita aktif. 

Kedua, tetap niatkan beribadah total di 10 hari terakhir, meskipun tidak bisa berpuasa dan memperbanyak sholat, bukankah ibadah bisa dalam bentuk apa saja? Menyampaikan dengan jujur kepada Allah, "Ya Allah, saya ingin mendapatkan pahala Lailatul Qadr", sangata boleh dilakukan.

Ketiga, tetap niatkan bahwa ketika kita tidak sholat dan puasa itu juga untuk beribadah kepada Allah. Bukankah makna taqwa adalah mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Jadi, ketika sedang tidak haid, kita mengerjakan perintah Allah dengan berpuasa Ramadan, memperbanyak sholat sunnah, dsb. Ketika sedang haid, kita menjauhi larangan Allah untuk melaksanakan ibadah-ibadah tersebut. Keduanya tetap mendapat pahala ibadah di sisi Allah, Insya Allah.

Keempat, memperbanyak membaca Alquran, terlebih 100 ayat per malam agar mendapat pahala seperti ibadah semalam suntuk. Sebagian ulama bersepakat membolehkan membaca Alquran dengan memegang mushaf menggunakan sarung tangan/pelapis lain, atau boleh juga menggunakan handphone. 

Kelima, memperbanyak dzikir, seperti tasbih, tahlil, tahmid, dsb. Sesederhana membaca subhanallaah, alhamdulillaah, laailaahaillallaah, allahu akbar.

Keenam, membaca 2 ayat terakhir Surah Al-Baqarah. Sebagaimana sebuah Hadits Riwayat Bukhari-Muslim yang mengatakan, "Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan". Kecukupan di sini berarti kecukupan dari sholat atau ibadah semalam suntuk. Tidak lupa juga membaca "Allaahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwaa fa'fu'annii".

Ketujuh, (dan yang paling klise) sabar, sabar, dan sabar. Apalagi jika mengalami rasa sakit di perut bagian bawah pada hari-hari awal haid.

Kedelapan, ridha pada takdir Allah. Takdir Allah yang menjadikan kita sebagai wanita, yang mengalami haid tanpa bisa kita atur jadwalnya sesuka hati kita.

Kesembilan, memberi makan orang yang berbuka puasa. Insya Allah, kita akan mendapat pahala yang sama seperti pahala orang yang berpuasa itu.

Kesepuluh, tetap semangat melakukan berbagai ibadah yang bisa kita maksimalkan. Karena setiap orang yang semangat untuk beribadah, yang amalnya diterima Allah, ia akan mendapat bagian dari Lailatul Qadr. Wallaahua'lam bishshawaab.

Maasyaa Allah, banyak hal yang sebenarnya Allah mudahkan untuk kita para wanita yang sedang mengalami haid agar tetap bisa merasakan nikmatnya ibadah dan mengupayakan mendapatkan malam Lailatul Qadr. Aku sampai terharu, bersyukur, dan merasa semakin diistimewakan sebagai wanita di hadapan Allah. Semoga kita tetap bisa memaksimalkan apa yang bisa kita lakukan sampai akhir Ramadan yaa. Sebelum menanti 11 bulan ke depan untuk Ramadan selanjutnya, jika Allah memberi kesempatan.

Comments