Skip to main content

Makna 'Pendidikan' dan 'Belajar' yang Sesungguhnya

Beberapa saat sebelum sesi sharing pada program Cuap-Cuap Suka-Suka tentang "Belajar Bersama Anak di Rumah" bersama Miw melalui instagram live @temanbelajarbundi pagi ini, aku sengaja mengecek makna 'pendidikan' dan 'belajar' di KBBI. Sekadar memastikan bahwa makna keduanya sejalan dengan apa yang ada di dalam isi kepaku dan ingin aku bagikan ke teman-teman yang menonton. 

pendidikan/pen·di·dik·an/ n proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.

belajar /bel·a·jar /v 1 berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu: adik ~ membacaberlatih: ia sedang ~ mengetik; murid-murid itu sedang ~ karate; 3 berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Pict source: Pinterest

Aku cukup terkejut dan merasa kegirangan sendiri dengan apa yang kutemukan. Ternyata, dalam KBBI pun tidak ada kata sekolah pada makna keduanya. Melainkan lebih kepada proses seseorang menuju kedewasaan melalui pengalaman yang didapat dari kegiatan pelatihan, pengajaran, dan sebagainya. Sedangkan, kebanyakan masyarakat umum masih mengarah kepada sekolah, khususnya sekolah formal, jika berbicara soal pendidikan dan belajar. Banyak pandangan bahwa jika seseorang tidak sekolah, ia tidak akan bisa sukses, dengan sukses yang notabennya tidak diartikan sebagai kedewasaan.

Berdasarkan pengalaman pribadiku, pertama kali berkecimpung di dunia pendidikan pada tahun kedua kuliah, aku dan teman-teman memang sangat fokus pada pendidikan yang kami pahami sebagai sekolah formal. Tidak jauh berbeda dari pandangan kebanyakan orang. Berlanjut hingga mendirikan komunitas berbasis pendidikan, juga menjadi Pengajar Muda yang sangat mendorong masyarakat untuk mendukung pendidikan yang lagi-lagi salah satu fokusan utamanya pada sekolah formal.

Namun, hampir setahun terakhir mempelajari berbagai sudut pandang mengenai makna sebenarnya dari pendidikan dan kegiatan belajar anak-anak, aku banyak menemukan hal baru yang sebenarnya cukup bertentangan dengan sekolah formal. Bahkan aku sampai pada titik memiliki pemikiran untuk tidak menyekolahkan anak-anakku ke sekolah formal, cukup aku dan suamiku sebagai penanggung jawab pendidikan utama mereka. Dan makna sesungguhnya 'pendidikan' dan 'belajar' yang kutemukan tadi pagi semakin menguatkanku bahwa mendidik dan memfasilitasi belajar anak-anak bukan berarti menitipkan mereka ke sekolah sebagai satu-satunya tempat dan yang paling utama dijalankan.

Ya, karena pendidikan dan kegiatan belajar bisa dilakukan dalam bentuk apa saja, di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Anak-anak yang menjalani pendidikan melalui sekolah formal belum tentu benar-benar belajar. Anak-anak yang tidak bersekolah formal belum tentu tidak belajar sama sekali. Anak-anak hanya butuh fasilator belajar yang mampu mengarahkan mereka menjalani proses menuju dewasa tersebut. Apakah anak-anak yang bersekolah formal sudah pasti lebih dewasa dari anak-anak yang tidak bersekolah formal? Belum tentu, kan? Semua kembali lagi kepada bagaimana orang tua merumuskan pola didik asuh mereka dan menjalaninya bersama-sama.


*Random sekali tulisanku malam ini haha. Feel free to reach me if you wanna discuss more about it. Aku pun masih terus belajar memahami dan mendalaminya.

Comments