Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2016

Retrouvailles.

# Dinda 4 Januari 2015 Wellington, New Zealand “Hallo... Iya Bunda… Iya jadi kok Bund… ini aku lagi packing Bund... flight jam 1 siang ini... iya Bund, tapi baru bisa ke Surabaya tanggal 7 ya Bund, maafkan aku… okay Bundaku tercinta...” Musim panas kali ini tak segan memberikan sinar matahari pagi yang benar-benar hangat dan membuat diri ini lebih bersemangat. Bagaimana tidak? Akhirnya aku akan kembali ke Indonesia, setelah satu tahun setengah menempuh pendidikan S2 di salah satu universitas tertua di kota yang ramah ini. Aku sungguh tidak sabar ingin segera bertemu dengan Bundaku tercinta, seorang single parent yang sangat strong dan jarang mengeluh dalam membesarkan dan mendidikku dan adik laki-lakiku yang cukup jahil. Aku juga tidak sabar ingin segera bertemu dengan teman-teman seperjuangan dan adik-adik “Rumah Cahaya” yang selalu mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan. Namun sayangnya, aku tidak bisa langsung kembali ke Surabaya. Yak, kebetulan aku diundang men

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

Assalamu’alaikum :) Apa kabar semuanya? Beberapa hari yang lalu aku mengunjungi tumblr salah satu penulis muda. Yak, Kak Kurniawan Gunadi. Beliau membuat project menulis setiap hari selama bulan Ramadhan dan cukup menginspirasiku untuk kembali menuliskan hal-hal yang sesuai dengan tujuanku memberi nama blog ini “Dew on the Leaf”. Sudah beberapa bulan ini aku hanya membuka blog ini dan ujung-ujungnya tidak jadi menuangkan apa yang ada di pikiran. I was sorry for that . Jadi, kali ini aku mau sedikit (eh mungkin juga banyak, entahlah hehe) menunjukkan tentang nikmat-nikmat Allah yang tak terhingga. Berawal dari perjalananku beberapa hari lalu ke suatu tempat di Surabaya, dekat dengan kampusku. Saat aku hendak melewati salah satu traffic light , aku melihat seorang nenek mendorong gerobak sayur sendirian di siang yang cukup terik. Dan hatiku langsung terketuk, aku pun sangat bersyukur dengan kondisiku selama ini yang Alhamdulillah serba tidak kekurangan suatu apa pun. Uang saku

Rindu

Bukan 'Sunset Bersama Rosie'-nya Tere Liye Pun 'Rembulan Tenggelam di Wajahmu' Hanya segaris cakrawala yang tak mampu kugenggam Entah 'tuk sementara Atau bahkan selamanya Hanya tatapan sendu nan rindu Pada sosok di ujung perahu Yang bahkan mungkin akan segera berlalu Hanya secercah fatamorgana Harapan kesejukan dan pelipur lara di kala duka Juga kepalsuan yang menusuk jiwa Karimun Jawa, 3 Juni 2016 ZIR