Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2018

1 Minggu, 2 Pulau dan 2 Seleksi Terlampaui

Senin, 12 Februari 2018 Di dalam bus, perjalanan pulang dari Surabaya ke Pasuruan. Z: “Mas Acay, kekhawatiranku beneran terjadi. Jadwal Final Interview UOI (PT. Unilever Oleochemical Indonesia) tanggal 21-22 Februari. Sedangkan, jadwal Direct Assessment Indonesia Mengajar-ku tanggal 22 Februari.” A: “Wah, sulit itu. Perjalanan dari Surabaya ke Sei Mangkei 1 hari sendiri lho. Dan nggak boleh ada perjalanan di atas jam 4 sore.” Di rumah. Z: “Ayah, jadwal Final Interview UOI sudah keluar. Aku minta tanggal 21 Februari aja. Minta dipesankan tiket pesawat langsung ke Jakarta sore/malam harinya juga. Tanggal 22-nya seleksi Indonesia Mengajar di Jakarta. Aku sudah bilang Mbak Atin mau bermalam di kosannya.” A: “Lho, kamu ndak bisa kayak gitu! Kalau jadwal dari mereka 2 hari ya ikuti dulu. Merugikan diri kamu sendiri itu.” Z: “Ndak, aku sudah bilang minta interview tanggal 21 Februari aja dan kata HR-nya boleh, nanti interview-ku bisa dijadwalkan di awal. Aku mau ikut seleksi

#randomtalk: Alhamdulillah, Bahagia :)

Bisa jadi, arti bahagia bagi beliau-beliau begitu sederhana. Bahagia mendapatkan sebungkus nasi dan segelas air mineral sebagai asupan makanan sebelum seharian mengayuh becak. Pun arti bahagia bagi kami. Bahagia melihat tawa beliau-beliau yang merekah. Bahagia atas kesempatan untuk merasakan indahnya berbagi. Alhamdulillah, bahagia :) *** Seringkali kita menanyakan sumber kebahagiaan di setiap perjalanan hidup kita. Seringkali kita malah mencari sumber kebahagiaan di tempat-tempat lain yang sangat jauh dari lingkungan sekitar kita. Tak jarang pula kita menampik rasa bahagia yang sejatinya telah ada di dalam diri kita. Indikator kebahagiaan manusia saat ini banyak bergeser ke hal-hal yang memerlukan pengorbanan lebih banyak, termasuk berkorban harta, waktu luang, bahkan tak jarang nyawa. Barangkali sebenarnya terkadang kita tidak perlu melangkah sangat jauh dan mengorbankan banyak hal untuk merasa bahagia. Cukup mendengarkan dan melihat diri kita lebih dalam. Karena

#randomtalk : Jurnal Harianku

Tadi siang, aku membuka kembali beberapa jurnalku yang berisi catatan perjalanan hidupku sejak SMA hingga kuliah tahun ketiga. Ya, entah sejak kapan pastinya, intinya sejak aku tinggal terpisah dari orang tuaku dan mengalami beberapa permasalahan saat itu, aku lebih banyak menorehkan kisah hidupku di lembaran-lembaran jurnal harian tersebut daripada menceritakan hal-hal kurang mengenakkan yang terjadi pada hidupku ke orang tuaku. Namun, jangan samakan dengan buku harian yang banyak curhatan di sana sini ya. Karena aku tidak bermaksud membuat jurnal yang seperti itu. Jika kalian membukanya, tidak sedikit berbagai warna, quotes , pelajaran hidup, catatan materi pelatihan dan kajian, things to do , dan lain sebagainya yang aku torehkan di setiap lembarnya.  Awalnya aku hanya bermaksud mencari catatan mengenai pelatihan pengajaran kreatif. Namun, semacam ada magnet yang menarikku untuk membaca ulang tulisanku sejak beberapa tahun silam. Huruf demi huruf aku telusuri, baris demi ba