Skip to main content

Makna Kemenangan Hari Ini

"Allaahuakbar Allaahuakbar Allaahuakbar. Laailaa haillallaahu Allaahuakbar. Allaahuakbar walillaa hilham."

Gema takbir bersahut-sahutan dari masjid satu ke masjid lain, dari surau di kampung hingga di pedesaan, pun dari setiap sudut rumah umat muslim di dunia di malam 1 Syawal 1441 Hijriah ini. Antara bahagia dan sedih. Bahagia atas kesempatan yang Allah berikan lagi untuk menuntaskan berbagai ibadah selama sebulan penuh di bulan Ramadan. Namun, tidak bisa dipungkiri, kekhawatiran akan kualitas ibadah yang mungkin saja jauh dari standar penerimaan-Nya membuat kita sedih. That's why, ketika Hari Raya Idul Fitri tiba, sesama muslim saling mengucapkan "taqabbalallaahu minnaa waminkum" sebagai untaian doa yang berarti "semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kami dan (puasa dan amal) dari kalian".

Bagi sebagian orang, momen Hari Raya Idul Fitri kali ini juga terasa berbeda dari biasanya. Tidak sedikit yang bertahan di perantauan, tidak pulang ke kampung halaman berkumpul bersama keluarga, tidak bersilaturahmi secara fisik ke kerabat satu ke kerabat yang lain. Tentu semua itu dilakukan sebagai bentuk ikhtiar bersama untuk menjaga kesehatan diri sendiri, keluarga, dan orang-orang di sekitar kita agar mampu beribadah kepada-Nya, lagi dan lagi.

Namun, tidak merayakannya bersama keluarga bukan berarti kehilangan makna "kemenangan" dari Idul Fitri sendiri, bukan? Terdapat berbagai macam pendapat mengenai makna kemenangan di hari yang selalu dinanti ini. Termasuk di kalangan dai dan ulama. Tentu masing-masing dari kita pun merefleksikannya secara berbeda dengan begitu personal. Bisa saja memaknainya sebagai kemenangan atas perjuangan melampaui batas diri, hubungan yang semakin dekat dengan Yang Maha Kuasa, relasi yang semakin kuat dengan keluarga atau sahabat, dan sebagainya.

Bagiku, kemenangan hari ini merupakan akumulasi dari berbagai upaya untuk bertahan pada keyakinan yang kupegang teguh, yang (semoga selalu) bersumber dari firman Allaah dan sabda Rasulullaah, maupun yang kupelajari atas dasar pemikiran manusia yang lagi-lagi berpangkal dari dua hal sebelumnya. Berawal dari hal-hal kecil yang sederhana, hingga sesuatu yang besar dan menyangkut hidup banyak orang. Termasuk bertahan untuk tidak pulang ke rumah di tengah pandemi, tidak mengucapkan kata-kata buruk/kotor dalam kondisi terkacau pun, memperjuangkan pendidikan dan proses belajar sesuai makna aslinya, talk less do more dalam hal tertentu, kebiasaan menghemat energi, memanfaatkan sampah plastik, dan banyak hal lain yang lebih seru untuk kita diskusikan bersama ya.

Bagaimana denganmu, apa makna kemenanganmu di hari yang menggembirakan ini?

Apa pun makna kemenanganku dan kemenanganmu, semoga Ia senantiasa menuntunku dan kamu ke jalan yang diridhai-Nya. Hingga kebahagiaan dan rasa syukur terus tumbuh dalam hati, bermekaran menjadi penerimaan atas apa saja yang terbaik menurut kehendak-Nya.

Pict source: Pinterest (behance.net/talefed/)

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah! Taqabbalallaahu minnaa waminkum, taqabbal yaa kariim. Sampaikan salam terbaik untuk keluargamu di sana ya. Segera kita bertemu di dunia nyata, Insyaa Allaah.
- Zizi, yang tetap bertahan seorang diri di perantauan.

Comments