Pict source: Pinterest Perjalanan hidupku ke belakang tidak lepas dari berbagai momen di persimpangan dua jalan yang perlu aku pilih secara cepat dan tepat. Ya, mengingat adanya keterbatasan waktu yang harus segera kuberikan kepastian di antara kedua persimpangan itu. Di sisi lain, aku pun tidak mau salah pilih karena menyangkut peran baru dalam hidupku dan bagaimana aku akan menjalaninya. Ternyata, ini tidak hanya terjadi satu-dua kali saja. Rasa-rasanya hampir setiap akan memulai babak baru, aku selalu dihadapkan dengan dua pilihan di waktu bersamaan. Mulai dari saat penerimaan masuk SMA, lanjut kuliah, menjajaki pekerjaan profesional pertama, switch career ke bidang lain, sampai yang baru-baru ini tentang pilihan untuk fokus ke individual contributor yang lebih senior atau beralih ke managerial level, tentu dengan sepaket pros dan cons-nya. Seakan-akan Allah ingin menguji seberapa naik kelas kemampuanku dalam mengambil keputusan di momen-momen tersebut. Seiring bertambah dewasa dan
Saat masa kuliah dulu, aku sering kali bilang "Ingin membelah diri rasanya..." di hampir setiap momen yang mengharuskan menyelesaikan urusan akademik, organisasi A, organisasi B, dan lain-lain dalam waktu bersamaan atau hampir bersamaan. Setelah bertahun-tahun berlalu, minggu ini aku mengucapkan hal yang sama. Padahal baru saja kembali bekerja di hari ke-3 setelah libur panjang lebaran :") Tidak, bukan berarti aku tidak bersyukur atau bahkan tidak suka dengan pekerjaan baruku sekarang. Malah sebaliknya, aku bersyukur sekali bisa banyak belajar hal baru di sini. Aku merasa perusahaan dan para higher ups melihat dan mengakui potensi diriku untuk aku bisa berkembang di sini. Tapi, kebetulan sekaliii minggu ini lagi di masa produksi learning materials dengan topik yang lebih padat, spesifik, dan mendalam dari bulan-bulan lalu. Ditambah durasi pengerjaan kurang dari waktu standar/ideal sesungguhnya, dengan deadline di awal weekday minggu depan, tepat setelah long weekend jug