Skip to main content

"See beyond the eyes can see"

Adakah yang lebih indah dan berkesan daripada peringatan Allah selepas menunaikan sholat wajib?
Haha yang pasti ada. Tapi saat Allah mengingatkan hamba-Nya selepas ibadah sebagai salah satu saran atas kegundahan beberapa waktu, it really means a lot :')

Kuambil buku berjudul Muhammad Al-Fatih 1453 karangan Ust. Felix Siauw dari lemari. Sudah sekitar hampir 1,5 tahun sepertinya, buku ini berada di tanganku. Padahal waktu itu aku membeli buku itu untuk Abdul (kami sengaja tukeran buku). Karena buku yang diberinya sudah selesai kubaca dan saat itu tidak ada buku bacaan lain, jadilah aku pinjam buku ini, yang bahkan belum selesai dibacanya (maaf ya Dul hehe). Dan ujung-ujungnyaaa, baru benar-benar mulai kubaca beberapa hari lalu hehe. 

Buku ini menceritakan tentang perjuangan Sultan-sultan Utsmani dan Sultan Mehmed II (biasa dipanggil Muhammad Al-Fatih) menaklukkan Konstantinopel (sekarang menjadi Kota Istanbul, Turki), sebuah kota dengan pertahanan terkuat di dunia pada masanya, berada di antara benua Asia dan benua Eropa dan diapit oleh Laut Mediterania dan Black Sea. Kota ini menjadi kota perdagangan paling ramai pada waktu itu. Banyak negara yang sangat menginginkan menaklukkan kota tersebut. Berbagai usaha pun dilakukan oleh bangsa-bangsa barat untuk mendapatkannya, namun dengan pertahanan yang sangat baik yang dimiliki oleh Konstantinopel, belum ada yang mampu menghancurkan tembok-tembok tebal yang melindunginya, apalagi menaklukkannya. Beberapa khalifah Islam secara turun temurun juga berusaha merebut kekuasaan Konstantinopel dari umat Kristen Ortodoks. Tetapi tetap saja gagal meruntuhkan kemegahan tembok-tembok pelindung Konstantinopel dan akhirnya kembali pulang dengan tangan hampa.

Lain halnya dengan Muhammad Al-Fatih. Beliau yang sejak kecil dididik dan ditempa ayahnya (salah satu sultan yang berusaha menaklukkan Konstantinopel juga) dan juga beberapa ulama terbaik saat itu, tumbuh menjadi seorang sultan yang sangat berani, memiliki strategi yang baik, hafidz Qur'an sejak berumur 8 tahun, menguasai berbagai bidang ilmu, memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, dan tentunya merupakan sultan yang sangat dekat dengan Allah swt. Disebutkan bahwa Muhammad Al-Fatih tidak pernah meninggalkan sholat 5 waktu, sholat sunnah rawatib, dan sholat tahajjud sejak masa baligh-nya. Bahkan guru Muhammad Al-Fatih, ulama Syaikh Syamsuddin mengatakan bahwa "Kalau seandainya ada pemimpin Muslim yang tidak pernah masbuq dalam sholatnya, dialah Sultan Muhammad Al-Fatih". Masya Allah banget yaa :') andai seluruh pemimpin Muslim saat ini seperti beliau. Well back to the topic. Karena begitu taat beliau kepada Allah dan sangat mengidolakan Nabi Muhammad SAW, sejak kecil pula, Muhammad Al-Fatih bercita-cita menaklukkan Kota Konstantinopel. Beliau sangat yakin dengan janji Allah yang tercantum dalam Rasulullah "Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan oleh kalian. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang menaklukkannya" (HR. Ahmad).

Berbagai upaya dan persiapan yang matang dilakukan oleh Muhammad Al-Fatih untuk menaklukkan Konstantinopel. Beliau sangat ingin menjadi pemimpin yang disebutkan dalam hadits Rasulullah tersebut sebagai bentuk jihad fii sabilillah, benar-benar menginginkan ridho Allah semata, bukan keinginan menguasai harta benda dan kekayaan yang berada di dalam Kota Konstantinopel. Perang selama sekitar 54 hari pun berbuah kemenangan umat Islam. Kota Konstantinopel akhirnya benar-benar berada di tangan umat Islam, tepat sesuai janji Allah dan Rasul-Nya. Benar-benar semacam mukjizat Allah, hingga negara-negara barat merasa ketakutan dan kehilangan nyali mengetahui umat Islam berhasil menaklukkan Konstantinopel, mengingat belum pernah ada yang bisa menembus termbok tebalnya selama sekitar 1200 tahun.

source: www.firstcovers.com
This true story really means a lot for me. Lagi-lagi Allah mengingatkan diri ini untuk kembali "melihat daripada yang bisa dilihat oleh mata', "see beyond the eyes can see", apalagi saat berada pada kondisi kehilangan semangat dan putus asa dalam menjalani sesuatu. Contoh kemenangan umat Islam tersebut, bukan hanya karena keahlian Muhammad Al-Fatih dalam memimpin perang, namun juga karena ketaatan beliau kepada Allah SWT dan keyakinan yang sangat kuat terhadap janji Allah dan Rasul-Nya, membuat beliau yakin bahwa tidak ada kemenangan tanpa kehendak Allah SWT. Dua hal inilah yang mampu membuat sesuatu yang bahkan dapat dikatakan tidak mungkin bagi kebanyakan orang, menjadi sesuatu yang sangat mungkin terjadi bagi orang-orang tertentu, orang-orang yang percaya akan janji Allah, percaya akan kekuatan-kekuatan Allah di luar nalar manusia, terkadang. "The sacred promise is not a matter of choice, but it is a fate". 

Allah selalu memberi kejutan-kejutan indah di waktu yang tepat. Allah selalu mengingatkan di waktu yang terbaik menurut-Nya. Aku juga ingat salah satu quote dari Kak Febrianti Almeera, "Impian dan doa itu harus jauh di atas kapasitas diri, kan Allah yang mengabulkan, pokoknya harus berusaha maksimal dan tidak boleh sombong!"

Many thanks Allah :)


Keep educating and inspiring ^^
ZIR

- Jika ingin mengetahui lebih lengkap kisah perjuangan Muhammad Al-Fatih dan pasukan-pasukannya menaklukkan Konstantinopel, baca saja buku Muhammad Al-Fatih 1453 hehe. It's a highly recommended book :)

Comments