Kusangka kan menjadi pelepas dahaga
Bakan kusangka kau kan mengijinkanku menyelamimu sepuasku
Mungkin aku yang terlalu bodoh
Kau malah beriku fatamorgana
Menghirup aromamu saja nyatanya tidak mungkin
Apalagi hanya menginjakkan kaki di tepianmu
Bah, langsung terlempar jauh ku ditelan segitiga bermuda
Tapi itu dulu, dulu sekali
Saat kaset dalam otakku tak beraturan
Saat mata ini dipasangi kaca mata kuda
Saat pasung pada kakiku jauh lebih berat dari sebuah kata amanah
Akhirnya aku pun kembali
Kembali melihatmu sebagai oase seutuhnya
Kembali kutemukan pelepas dahagaku yang sebenarnya
Kembali menyusuri setiap milimeter panjang kali lebar dan luasmu
Aku kembali, kawan, hahaha
Bukan karena kau!
Aku kembali, kawan
Hanya karena untaian kata yang disematkannya pada dinding pualam itu
Yang kuyakini bahwa Tuhan-lah yang sengaja mengirimkan mereka melaluinya, agar aku kembali
Kau senang, bukan?
ZIR
Comments
Post a Comment