Skip to main content

Perkara Menata Hati

Ternyata, menata hati tidak selalu soal menjaga hati dan diri ini agar tidak terlalu jatuh padanya. Ternyata, kian lama semakin aku pahami bahwa menata hati juga soal bagaimana hati ini selalu terpaut pada-Nya. Ternyata, perkara menata hati masih tidak mudah dilakukan oleh kebanyakan orang, ya termasuk saya. 

Setiap hari memohon kepada Allah agar diberi kesabaran seluas-luasnya. Saat diberi cobaan yang hanya sekecil butiran pasir, amarah yang keluar sangat luar biasa. Mengadu ke sana kemari seakan-akan diri ini yang mendapat ujian paling menyusahkan sejagat raya. Wahai hati, maumu bagaimana?

Setiap hari memohon kepada Allah agar selalu bisa meluruskan niat dalam melakukan segala sesuatu. Namun, saat menulis di media online yang bisa diakses siapa saja, upload foto dan video di media sosial, berujung pada hasrat mendapat pujian darinya. Padahal semua yang diunggah tidak seberapa bermutu dan bisa jadi tidak ada yang memperhatikan secara detail satu per satu. Wahai hati, maumu bagaimana?

Katanya, cobalah mengikuti kata hati saat hendak melakukan segala sesuatu. Namun, jika hati belum tertata rapi, bagaimana bisa pilihan kita nanti menjadi pilihan terbaik yang akan kita jalani? Ternyata, katanya lagi, tetaplah ikuti kata hati. Tetapi aku tak mengerti alasan pastinya. Ternyata, katanya lagi dan lagi, bedakan kata hati dan nafsu belaka. Hati yang tertata rapi pasti hanya akan terpaut dengan-Nya, hasil dari upaya yang tak henti untuk selalu mendekat kepada-Nya. Bukan hanya mendekat sendikit, tetapi sedikit-sedikit mendekat kepada Sang Maha Pencipta. Hingga menjadikan hati ini benar-benar hanya terkoneksi dengan Yang Maha Membolak-balikkan Hati. 

Hati-hati, hati! Semoga kapanpun dan di manapun kau selalu menomorsatukan Sang Ilahi. Agar tidak lagi ada amarah saat mendapat ujian dan benar-benar meluruskan niat hanya untuk Yang Maha Pengasih.


ZIR

*baru sadar setelah mengetik sekian lama, beberapa kalimat di tulisanku kok jadi seperti tulisan Miw? Maaf Miw tiba-tiba mengalir sendiri.

Comments