Skip to main content

Telan Saja

Gema doa bapak-bapak yang melaksanakan Sholat Shubuh di masjid telah menggantung di udara.
Kokok ayam saling bersahutan, seakan berlomba-lomba siapa yang berhasil membangunkan manusia-manusia yang masih menyelamatkan diri dari dinginnya pagi di balik selimut.
Suara gesekan sandal ibu-ibu pun mulai terdengar melewati jalanan berpaving sepanjang jalan kampung, dapat dipastikan menuju tempat dijualnya sumber energi keluarga mereka hari ini.
Sebuah keteraturan yang akan kita dengar lagi esok hari.
Sebuah ketenangan yang menimbulkan semangat pergi bekerja dan bersekolah di pagi hari.

Seharusnya, pagi hari selalu menjadi pagi yang memberikan aroma hormon antokalin yang memuculkan ketenangan tersendiri.
Sayangnya, tidak untuk pagi ini.
Dari sekian ribu pagi yang ia alami, pagi ini menjadi pagi yang sangat ingin ia hindari.
Pagi yang sangat tidak ingin ia lalui.
Rasanya, ingin ia kembali ke malam hari dan berpindah ke lain tempat, hanya untuk menemukan keteraturan pagi hari yang biasa ia jalani.

"Ambil saja hikmah pagi hari yang 'spesial' ini", selintas terpikir olehnya kalimat bijak yang sering disampaikan banyak orang.
Tapi panasnya hati belum mampu membuatnya menelan mentah-mentah kalimat yang ia munculkan sendiri.
Mungkin memang tidak sekarang. Mungkin nanti agak siang.
Yang pasti, ia akan mencoba menelannya hari ini juga.
Karena apapun yang menyebabkan kesal hati, baiknya ditelan saja.
Iya, telan* saja.
Hingga ia menemukan keteraturan pagi berikutnya tanpa kejadian yang sama seperti pagi ini.


*Definisi telan: ikhlas, memaafkan, dan melupakan. 
Seperti saat kita menelan makanan, mengikhlaskan bentuk dan rasa makanan yang unik dan enak untuk dilumat dalam lambung selama 4-6 jam. Memaafkan usus besar yang selalu menjadikan hasil lumatan makanan dari lambung dan usus halus menjadi kotoran yang pada akhirnya setelah kita keluarkan pasti akan kita lupakan. Bahkan terasa lebih melegakan. 

"Jadi, telan saja semua rasa sakitmu, rasa kesalmu, semua rasa yang membuat hatimu panas. Semoga dengan begitu, kau bisa lebih lega."


ZIR

Comments