Skip to main content

Ekspresiku.


Ekspresiku.
Satu tahun sekian hari ternyata menjadi rentang waktu yang sebentar. Sangat tidak terasa kita sudah melewati masa-masa ‘bangun tidur bertemu kalian, mau tidur bertemu kalian lagi’. Yang mungkin saat ini masa-masa itu menjadi semakin berkurang karena jalan hidup kita yang sudah seharusnya mulai melangkah ke fase berikutnya.

Ekspresiku.
Masih teringat jelas pertama kali kita bertemu lengkap ber-12 di sebuah ruangan dingin yang terasa panas hanya karena dominansi kita masing-masing. Masih teringat jelas suasana tidak mengenakkan saat pertama kali kita rapat bersama, ditambah dengan gejolak pesta demokrasi Keluarga Mahasiswa ITS, yang untungnya kita sama-sama mampu bersikap dewasa dan menyimpan rapi tanggung jawab lain di luar kita.

Namun, Ekspresiku.
Entah mengapa semakin hari semakin tidak bisa aku melepaskan diri dari kalian. Awal keterpaksaan menjadi sebuah ketergantungan. Jika sebelumnya aku pernah mengatakan “bau toko buku selalu bikin candu”, sejak beberapa bulan lalu, aku pun tidak enggan mengakui bahwa “pertemuan kita juga selalu bikin candu”. Padahal tidak jarang pula kalian mem-bully-ku.  

Ekspresiku.
Kebiasaan kalian yang jahil-jahil sebenarnya baik, insya Allah tidak akan pernah aku lupakan. Bahkan keunikan kalian akan menjadi cerita indah tersendiri yang akan kusampaikan kepada anak-anakku kelak. Terima kasih banyak atas pelajaran hidup yang tidak aku dapatkan di lingkungan lain. Terima kasih banyak telah bersedia menjadi rumah pertama di tahun terakhir kuliahku. Terima kasih banyak untuk segala hal yang tidak mampu aku ucapkan satu per satu.

Ekspresiku.
Alief. Anggit. Bageur. Dian. Fandi. Kevin. Kus. Miw. Novita. Yoga. Zeni.
Kalian luar biasa. Dan tidak tergantikan.
May Allah protects and guides us in every single step we take.


Senin, 30 Oktober 2017

ZIR

Comments