Skip to main content

Are We That Expert?

Pernah nggak sih kalian merasa sudah paham banget tentang sesuatu saat baru saja mempelajarinya? Contoh sederhananya seperti akhir-akhir ini. Pasti banyak dari kita yang tiba-tiba atau memang merencanakan untuk ikut berbagai kelas online sambil mengisi waktu di rumah aja. Ada yang hanya sekali sesi, ada yang sampai beberapa kali sesi dalam sebulan. 

Nah, tepat sehabis mengikuti kelas online tersebut, pernah nggak sih kalian merasa "Wah, akhirnya aku tahu dan paham tentang ini"? Dan secara sadar maupun tidak, ada sedikit perasaan bahwa kalian lebih mengerti dan lebih pintar dari teman-teman kalian yang lain. Bisa kalian jawab sendiri ya.

Kalau aku pernah. Dan ternyata, berdasarkan penelitian psikolog David Dunning dan Kruger pada 1999, semua orang pasti pernah mengalaminya. Hal ini disebut sebagai The Dunning-Kruger Effect (go to this link), yaitu kesalahan berpikir yang menyebabkan seseorang meyakini bahwa ia lebih pintar dan lebih mampu dari pemahaman dan kemampuan mereka yang sebenarnya.

Kejadian ini sangat banyak dan biasa terjadi di sekitar kita ya. Misalnya, saat kita sedang nongkrong bersama teman-teman dan membahas sebuah topik yang begitu menarik. Terkadang kita merasa memahami topik itu karena pernah mempelajarinya, membaca informasi tentangnya, atau memiliki pengalaman terkait. Dan selayaknya manusia yang ingin didengar dan diperhatikan, kita berusaha untuk menjelaskan ke teman-teman kita bahwa topik ini A, B, C, D, dst. 

Padahal, seberapa paham sih kita tentang topik tersebut? Apakah kita benar-benar memahaminya dan sudah melihat dari berbagai sudut pandang saat menyampaikannya? Apakah yang kita sampaikan memang sebuah kebenaran atau malah sebuah pembenaran? Jangan sampai apa yang kita utarakan ke teman-teman kita malah memunculkan kesalahan perpikir juga. 

Orang-orang yang mengalami The Dunning-Kruger Effect (go to this linksebenarnya memiliki kemampuan dalam memahami pemahaman dan kompetensi diri yang rendah. Terlebih jika orang-orang tersebut memiliki self-awareness yang rendah pula, mereka akan sangat membanggakan pengetahuan atau kemampuan yang baru saja mereka ketahui/pelajari. Seakan-seakan mereka telah menekuninya bertahun-tahun seperti seorang ahli. Kepercayaan diri mereka sangat tinggi, padahal apa yang mereka pahami bisa jadi baru 1 dari 100%-nya.

Sebaliknya, orang-orang yang benar-benar ahli (expert), kepercayaan diri mereka memang sebanding dengan pengetahuan dan kompetensi mereka. Mereka sudah menjalani babak belurnya mendalami ilmu tersebut. Sehingga mereka memahami apa yang sebaiknya mereka lakukan atau tidak mereka lakukan terhadap ilmu yang mereka miliki. Bisa kalian perhatikan gambar di bawah untuk melihat perbedaan keduanya.

Pict source: flofinder.com

Lalu, jika kita mengalaminya, gimana ya caranya agar tidak merasa overestimate dengan diri kita sendiri?

Pertama, sadari bahwa kita sedang mengalami The Dunning-Kruger Effect. Akui bahwa kita memang sedang merasa lebih dari orang lain dan tidak ingin terjebak di dalamnya terus-menerus. Dengan menyadari, mengakui, dan bertekad ingin berubah, sebenarnya kita mulai memiliki self-awareness untuk melakukan perbaikan selanjutnya.

Kedua, minta feedback dari orang-orang di sekitar kita. Pastikan bahwa orang-orang tersebut benar-benar mengenal kita dan objektif dalam menilai pemahaman dan kemampuan diri kita. Ingat, feedback berbeda dengan kritik ya. Bisa kalian telusuri di berbagai platform untuk mengetahui lebih lanjut. Kalau di tempat kerjaku, kami biasa menggunakan 2 stars and a wish.

Ketiga, kalau kata Steve Jobs, "stay hungry, stay foolish". Teruslah belajar, belajar, dan belajar. Semakin kita mempelajari sesuatu, semakin kita menyadari bahwa kita masih belum mengerti banyak hal. Semakin kita merasa masih bodoh dan belum banyak tahu apa-apa, semakin kita merasa tidak pantas untuk overestimate akan pengetahuan dan kemampuan kita yang belum seberapa.

Semangat yaa! We're all in this together :)

*terinspirasi dari topik Professional Development for IQ Education Coaches hari ini.

Comments