Skip to main content

Pergolakan Antara Menjadi Benar Atau Baik

Awal Desember lalu, aku tidak sengaja menemukan trailer video film Wonder, kok bagus kayaknya ya, batinku. Disebutkan pula bahwa film tersebut diangkat dari novel berjudul sama karya R. J. Palacio. Jujur, aku belum pernah mengetahui penulisnya, sepertinya aku saja yang kurang banyak membaca buku-buku luar. Tanpa berpikir panjang, aku search di goodreads.com, platform yang biasanya aku manfaatkan sebelum membeli dan membaca buku-buku. And great, rating-nya bagus dan mostly para pembaca memberikan review yang sangat baik. Tidak sengaja pula, aku menemukan sebuah quote dari buku tersebut, sesuatu yang sempat ditanyakan Anggit beberapa hari sebelumnya, yang awalnya aku masih bingung harus menjawab apa.

Source: www.goodreads.com

Well, fix harus nonton film ini. Apalagi beberapa hari setelahnya, Nabila merekomendasikan film ini untuk ditonton. Meskipun aku harus mengunjungi bioskop lagi setelah terakhir kali menonton di bioskop awal tahun 2016 lalu. Meskipun mungkin aku akan merasa insecure (lagi) berada di dalam gedung bioskop. But, aku yakin film ini berbeda, tidak akan mengecewakan para penontonnya.

***

Tapi, bukan alur film Wonder ini yang akan aku ceritakan. Bukan pula pendapat detail-ku mengenai film ini. Karena memang film ini sungguh bagus, sangat menginspirasi dan mampu mengingatkan kita mengenai hal-hal simple dalam kehidupan sehari-hari yang sering kali diabaikan banyak orang. Melainkan quote yang aku tunjukkan di atas.

Hal yang membuatku bingung sejak awal Anggit menanyakan hal itu kepadaku adalah mengapa kita harus memilih satu pilihan di antara dua kata itu? Tak bisakah kita memilih keduanya? Being right or being kind, membuat manusia harus memilih antara menjadi benar atau baik. Seketika aku merasa ingin mengganti kata 'or' menjadi 'and'.

I do understand that Allah SWT memerintahkan kita untuk selalu berbuat baik kepada siapapun dalam kegiatan apapun. 
"...dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapakmu...." - Q. S. Al - Isra', ayat 23.
"Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia,..." - Q. S. Al - Baqarah, ayat 83.
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik...." - Q. S. An - Nahl, ayat 125.
Dan firman-firman Allah SWT lainnya, serta teladan Rasulullah SAW yang mampu mengingatkan kita agar selalu berbuat baik, menjadi orang yang baik.

Namun, jujur saja hal ini menimbulkan pergolakan dalam pikiran dan hati, apakah menjadi sesorang yang baik sudah pasti selalu melakukan segala sesuatu dengan benar sesuai perintah Allah SWT dan tuntunan Rasulullah SAW? Apakah dengan menjadi baik tetapi melakukan sesuatu hal yang tidak dibenarkan Allah SWT dan Rasulullah SAW pada akhirnya akan menjadi sesuatu yang dibenarkan? Dan dibenarkan oleh siapa? Jangan-jangan oleh kita sendiri, manusia biasa yang setiap harinya Malaikat 'Atid tidak segan memberikan catatan merah pada rapor kita.

Katakanlah kamu memiliki masalah yang sangat serius. Kamu tidak mampu menceritakan masalah ini kepada orang tuamu karena kamu memahami bahwa Ayahmu pasti akan marah besar dan akan mengucapkan kata-kata yang membuat orang-orang rumah ingin pergi dari rumah, dan kamu tidak ingin Ayahmu berdosa atas sikapnya yang seperti itu. Selain itu, Ibumu memiliki mental illness yang jika mendengar hal-hal yang membuat beliau berpikir dalam, akan membuat beliau 'kambuh' dan pastinya kamu sangat tidak ingin melihat Ibumu drop. Di sisi lain, mereka sering menanyakan hal yang menjadi masalahmu itu, dan pada akhirnya kamu memilih menjadi baik instead of benar dengan menjawab bohong pertanyaan mereka. Meskipun berbohong (sepemahaman saya) termasuk dalam hal yang tidak dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Atau contoh lain yang mungkin juga pernah kalian alami sendiri dalam keseharian kalian. Dan pada kondisi seperti itu, apakah kalian memilih menjadi orang baik meskipun terkadang malah mengabaikan kebenaran dari Tuhan kalian sendiri? Atau menjadi orang benar meskipun terkadang harus menyakiti orang lain yang sangat kalian sayangi? Tak bisakah kita memilih keduanya, menjadi baik dan benar dalam satu waktu? Menjadi seseorang yang selalu membuat orang lain bahagia, tidak menyakiti siapapun sedikitpun, dan tetap dalam jalur yang dibenarkan-Nya.


Feel free to comment your thought below, or kindly contact me via Line at zavirair for further discussion. I do really need your help to stop 'this'. Many thanks :)

ZIR

Comments