Skip to main content

Diskusi Online "Tentang Al-Quds: Situasi Politik dan Prospek Masa Depannya" - Part 2, Tanya Jawab dan Kesimpulan

# TANYA JAWAB

Peserta: 
Sikap kita sebagai seorang muslim yang tinggalnya jauh dari komunitas yg peduli Palestina. Sebutlah istilahnya awam. Bagaimana jika memang benar-benar belum menemukan teman atau komunitas tentang Palestina? Kemudian, bagaimana cara dan sikap terbaik kita agar rasa peduli, empati, atau cinta terhadap Palestina senantiasa terjaga dengan baik?
Edgar Hamas:
Pertama, memahami Palestina dan meluangkan waktu untuk mendalami permasalahan Palestina.
Kedua, bersikap aktif ketika terjadi krisis kemanusiaan di Palestina. Jangan berpaku tangan sambil komentar, "ah, jauh ini, ngapain peduli", nah itu dia akan mematikan nurani.
Ketiga, bersatu dan hindari perpecahan. Kok bisa? Iya. Sebab Palestina tidak akan bebas jika kita terbiasa untuk berpecah belah. Oke bendera boleh beda, ormas boleh beda, tapi saat Palestina butuh kita, yuk kita satu suara.
Keempat, menggunakan produk lokal secara maksimal. Mengapa? Ya inilah yang bisa kita lakukan sebagai mahasiswa. Kalau sudah jadi bisnisman besar, buat produksi sendiri yang profitnya untuk Palestina.
Kelima, berdayakan 3D (Doa, Daya, Dana) doa selalu untuk kebaikan saudara kita di Palestina. Daya, yakni kalo ada info update artikel tentang Palestina, share ke teman terdekat. Dana, sisihkan uang jajan untuk kita donasikan ke Palestina.



Peserta: 
Sebagai mahasiswa, bagaimana upaya yang sekiranya berdampak besar bagi keselamatan Al-Quds yang bisa kita lakukan selain menyebut Al Quds dalam doa-doa kita?
Edgar Hamas: 
Jawaban pertantaan pertama Insya Allah bisa mewakili ya..


Peserta: 
Mungkinkah perang besar dalam waktu dekat terjadi?
Edgar Hamas: 
Dalam waktu sebulan dua bulan kedepan, mungkin tidak. Pertama tapi kita perlu pahami dulu bahwa perang zaman sekarang tidak melulu soal senjata tempur atau peralatan perang yang mematikan. Kalau perang besar, ya itulah sekarang perang besar yang kita lihat di bumi Palestina. Namanya perang asimetris. Bukan dengan senjata, tapi dengan kepentingan dan intelijen. Bukan dengan pesawat tempur, tapi dengan lobi dan permainan saham. Jenis perang ini relatif baru, biayanya tidak banyak, tapi hasilnya mematikan. Dan praktek perang ini ada di bentangan dunia arab. Suriah, AS tak perlu turun dengan pasukan, cukup jual senjata ke pemerintah suriah dan ke pemberontak, biarkan mereka saling perang, akhirnya jatuh sendiri, hancur sendiri. Begitu pula Yaman dan Irak, Libya, Mesir dan negeri muslim Timur Tengah lainnya. Sekarang seakan tak ada pasukan AS atau Eropa turun langsung. Semuanya dengan komando di balik layar. Wallahu a’lam.


Peserta: 
Dari materi yg sudah dipaparkan, apakah ada kemungkinan bahwa Trump benar-benar bisa memindahkan ibukota Israel ke tanah Palestina? Menurut pembicara, bagaimana tindakan PBB dalam menindaklanjuti kasus ini, apakah ada tindakan konkret yang dilakukan PBB sebagai organisasi internasional? Dan saat ini siapa badan yang paling dapat berpengaruh untuk dapat membantu kasus ini, apakah ada atau tidak?
Edgar Hamas: 
Sejauh ini, Trump belum menarik kata-katanya. Bahkan kedubes AS di Tel Aviv (ibukota Israel katanya) merespon positif pemindahan itu dan akan memakan waktu dua bulan untuk prosesnya. Namun lihatlah, yang Trump hadapi sekarang adalah : Uni Eropa, Inggris, Russia, China. Walaupun India memutuskan diam tentang permasalahan Al Quds, namun mereka cenderung mendukung suara mayoritas. Indonesia juga sangat berpengaruh sekarang. Sebab diantara negeri lainnya, respon Indonesia relatif lebih cepat dan lebih siaga. Hanya berjarak 12 jam dari pidato kontroversial Trump, president Joko Widodo mengeluarkan statement membela Palestina. Di dalam Palestina sendiri, Ismail Haniyah telah berhasil mengibarkan semangat bangsa Palestina untuk melakukan perlawanan pada Israel. Beliau menyebutnya sebagai "New Intifada" yang tahun 1987, 2002 dan 2016 pernah meletus di Palestina, dan ini sangat menakutkan bagi Yahudi zionis.


Peserta: 
Al Quds merupakan pusat 3 agama, sementara ketika melihat demikian tentu sejarah berkata bahwa inilah tempat peperangan tercipta. Bahkan di salah satu buku biografi disebutkan bahwa tak luput dari ancaman kemanusiaan, termasuk genosida. Melihat keputusan sepihak ini, apakah memungkinkan Indonesia bisa membendung permasalahan ini. dalam aspek diplomasi? Karena melihat berita (Indonesia termasuk didalam mempertimbangkan keputusan Trump, apakah benar?) Jika kekuatan negara tidak bisa, apakah kekuatan pemuda itu bisa dikerahkan untuk hal ini? Maka kita harus mulai dr mana sebagai mahasiswa untuk bergerak? Ya kalau bukan diangkat dalam hal diplomasi, mungkin sisi kemanusiaan.
Edgar Hamas: 
Indonesia digadang saat ini sebagai kekuatan yang mewakili dunia Islam selain Turki. Sekarang ini, Organisasi Konferensi Islam (OKI) sudah kehilangan taringnya. Dan melihat respon Indonesia yang cepat, dunia sekarang sedang melihat nampaknya Indonesia (bersama Saudi) adalah negara yang sangat berpotensi memadamkan suasana dan menekan Trump. Indonesia masih kokoh dan tidak mempertimbangkan keputusan Trump. Jika Indonesia bersikap demikian, negeri sedang mencari musuh baru dan akan berdampak serius dalam ekonomi dan kerjasama internasional.


Peserta: 
Saya pernah mendengar jika kiamat akan terjadi bila pertikaian antara Palestina dan Israel berakhir, apakah itu benar?
Edgar Hamas:
Ini sering sekali ditanyakan. Masalah perang akan berakhir atau tidak, itu bukan urusan kita. Masalah Palestina mau merdeka kapan, itu bukan masalah kita. Masalah kiamat mau terjadi kapan, mau sehari setelah Palestina merdeka atau sebulan setelahnya, itu bukan masalah kita. Masalah kita adalah; dimana kita untuk membelanya! Jadi aktor, penonton, atau sampah sejarah yang berkicau menyalahkan mereka yang berjuang. Palestina, dengan atau tanpa kita akan tetap bebas dan jaya. Sebab itu janji Allah. Cepat atau lambat. Yang jadi pertanyaan adalah kita; mau mengambil peran sebagai pahlawan, atau hanya yang membacakan dongeng untuk anak kita sebagai pengantar tidurnya.


Peserta: 
Dan umat Islam juga ada yang berfikir takut kiamat jika perang itu berakhir. Bagaimana tanggapan pemateri tentang hal-hal tersebut?
Edgar Hamas:
PBB sesaat setelah Trump mengucapkan pidatonya, belum mengambil respon serius. Ya, rahasia umum, sebab AS masih menjadi Dewan Keamanan PBB dan punya hak veto yang sangat diperhitungkan. Namun yang lagi tenar sekarang adalah Uni Eropa. Baru saja Israel datang ke persidangan Uni Eropa, dan secara tegas di hadapan hidung benyamin netanyahu, Uni Eropa sepakat; tidak setuju dengan pemindahan ibukota Israel ke Al Quds. Selanjutnya di dunia Islam. Turki dengan Erdogan sebagai pemimpin, mengeluarkan statement pedas yang menandingi pidato kontroversial Trump. Erdogan bahkan mendapatkan momentum, sebab Turki akan jadi tuan rumah konferensi Negara Islam dalam waktu dekat di Istanbul. Pembahasan Palestina tentu akan jadi topik utama yang hangat diperbincangkan. Wallahu a’lam.


# KESIMPULAN

Menjadi kewajiban juga bagi saya untuk mengingatkan, bahwa Masjid Al Aqsha bukan yang emas saja, bukan yang hijau saja. Al Aqsha adalah "seluruh bangunan yang ada di dalam pagar", kata Syaikh Ibn Taimiyah.

Ada banyak alasan untuk membela Al Quds dan Palestina. Namun yang paling tinggi di atas semuanya, yakni keimanan. Keimananlah yang membuat orang Palestina rela bertahan berpuluh tahun lamanya, berbekal kerikil dan pisau dapur, melawan tank Merkava Israel dan pesawat siluman F-35 mereka. Keimananlah yang membuat pemuda Palestina bisa bertahan belajar di reruntuhan puing sekolahnya yang dihancurkan Apache Israel.

Tahukah kamu mengapa Nabi-nabi namanya abadi sedangkan nama raja mudah menghilang? Karena di zaman apapun, di periode apapun, agama selalu mengisi pemikiran manusia dan memadukannya dengan ide-idenya, ruang hidupnya, dan usianya. Membela Palestina bagi umat muslim terutama, adalah “juz’ min aqidah”, bagian penting dari akidah kita. Kalian tahu 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui? Apa yang kamu rasakan ketika saya bilang, 19 dari 25 nabi dan rasul itu diutus di Palestina?

Itulah segores pemaknaan yang seharusnya membuat kita berdiri tangguh membelanya. Bukan temporal dan bukan reaksioner, namun pembelaan yang diiringi dengan pemahaman dan ilmu. Klaim Yahudi tentang Palestina, semuanya dusta. Akan perlu banyak waku untuk menjabarkannya. Namun satu hal; Yahudi tidak pernah benar-benar ingin kembali ke Palestina. Sebab telah termaktub di taurat mereka; bahwa ketika seluruh Yahudi berkumpul di Palestina, maka itulah saat-saat menuju kehancuran mereka. Semua ini adalah agenda zionisme. Pangkalnya adalah zionisme, yang puncaknya nanti adalah; hadirnya Dajjal untuk memimpin mereka. Ini bukan teori konspirasi. Ini adalah dunia kita yang penuh dengan intrik dan rahasia. Ini adalah dunia kita tempat kebenaran dan kebatilan bertempur sampai matahari terbit dari barat. Sebab itulah, sejatinya rasa nyaman bukanlah saat yang tepat. Kini kita harus sadar bahwa kita telah ada di ujung tanduk peradaban manusia. Dan Palestina akan jadi latarnya. Wallahu a’lam. 


* Tambahan mengenai pernyataan Duta Besar Palestina bahwa 50% penduduk Palestina adalah Yahudi, sedangkan sisanya beragama Kristen dan Islam.
Edgar Hamas: 
Pertama, yang dikatakan oleh Duta Besar itu adalah apa yang ia lihat dalam sensus hari ini. Sangat wajar jika penduduk Palestina *yang sekarang* didominasi oleh Yahudi. Mengapa bisa lebih banyak Yahudi? Sederhana saja jawabannya. Apa yang teman-teman rasakan ketika suatu waktu dalam satu tahun penuh, datang 200 ribu orang asing dari penjuru dunia ke wikayah seluas Jawa Barat. Dan hal ini berlangsung bertahun-tahun lamanya?Mending kalo orang asing ini sopan dan memuliakan tuan rumah, lah ini ratusan ribu orang asing, lengkap dipersenjatai Inggris, merobohkan rumah tuan rumahnya sendiri. Sampai sekarang, jangan salahkan ketika 8 juta orang Palestina ada di luar Palestina.


Keep educating and inspiring ^^
ZIR

Comments