Skip to main content

Posts

Showing posts with the label ceritapm

Mengapa Menjadi Pengajar Muda?

Sebenarnya, saya mulai mengetahui informasi dan tertarik menjadi Pengajar Muda sejak saya SMA. Berlanjut saat memasuki perkuliahan, seakan-akan Allah selalu menuntun saya untuk melibatkan diri dalam kegiatan sosial pendidikan yang diwadahi oleh organisasi mahasiswa di kampus meskipun saya anak teknik. Bergabung sebagai relawan di beberapa kegiatan pengajaran, menjadi PIC Sekolah Inspirasi di kampung binaan Himpunan Mahasiswa Jurusan, hingga menjadi Pengajar Tangguh ITS Mengajar For Indonesia begitu mewarnai aktivitas kuliah saya yang dipenuhi dengan rumus, angka, dan praktikum. Hal ini semakin mempertahankan mimpi saya untuk menjadi Pengajar Muda setelah lulus kuliah. Sayangnya, saya tidak bisa lagi berkecimpung dalam Sekolah Inspirasi sejak tahun ketiga kuliah karena satu dan lain hal. Saya harus beralih mengurus kegiatan organisasi mahasiswa lainnya dan juga Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) ITS (yang mahasiswa/alumni ITS pasti paham). Setahun lebih berl...

Menjadi Pengajar Muda

"Wow, setahun lebih ke mana saja, Zizi? Blogmu sudah usang sekali. Yuk, mulai berbenah lagi!" *** Menjadi Pengajar Muda Angkatan XVI – Indonesia Mengajar merupakan salah satu mimpi saya yang akhirnya bisa terwujud setelah lulus kuliah. Apalagi bisa terpilih dari total 6.536 pendaftar, tidak pernah menyangka akan bisa seperti ini sebelumnya. Setelah wisuda September 2017, seperti kebanyakan fresh graduate lainnya, saya juga seorang jobseeker namun tetap menyediakan waktu untuk berkegiatan sosial yang sudah bertahun-tahun saya lakoni.  Hingga awal Januari 2018 dibukalah pendaftaran Pengajar Muda Angkatan XVI dan tergeraklah hati saya untuk mendaftarkan diri. Saya menjalani 4 tahapan proses untuk bisa menjadi Pengajar Muda. Pertama, seleksi administrasi dengan mengisi formulir online berisi data diri dan esai. Saya menyelesaikannya dengan berusaha seteliti mungkin dan mengikuti instruksi yang diberikan, terutama ketika menulis esai. Setelah dinyatakan lolos seleks...

Nyala Merah Putih dalam Darah Anak-Anak SDK Nyama

Hari Sabtu, 26 Mei 2018 lalu, kami berdelapan diajak Kak Paul jalan-jalan (lagi). Bukan ke Pantai Nyama yang berpasir putih bersih, indah, dan terasa begitu menenangkan seperti jalan-jalan sore satu minggu sebelumnya. Sore itu, kami diajak ikut mengajar anak-anak bersama Kakak-kakak penggerak lainnya, sebut saja Kak Chossy, Kak Vonda, Kak Neny, Afif, Luki, dan Akbar di SD Kristen Nyama, Desa Klis, sebuah desa yang kami lewati juga saat menuju Pantai Nyama. Desa tersebut kami tempuh sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan mobil dan pick up dari Ibukota Kabupaten Maluku Barat Daya, Tiakur. Sebuah desa kecil yang sangat sederhana dengan mayoritas rumah kayu beratap daun tertentu yang aku lupa namanya. Hanya pagar beton yang membatasi desa tersebut dengan bibir lautan Samudera Hindia yang menghadap ke benua Australia.  Well , kali ini bukan tentang kegiatan belajar mengajar  seru yang kami lakukan bersama-sama yang ingin aku ceritakan. Bukan tentang kondisi fisik anak-anak ya...

Menengok Sebuah Keindahan Abadi di Bumi Kalwedo

Hallo 🙋 Maukah kalian kuceritakan sebuah keindahan abadi di tengah garis batas laut dan daratan Pulau Moa? Semua berawal dariku dan ketujuh temanku yang berusaha menengok ke belakang, memandang lurus searah punggung kami yang bertuliskan Indonesia Mengajar. Menyelami perjalanan Pengajar Muda Angkatan XIV Maluku Barat Daya satu tahun terakhir. Perlu diketahui bahwa ruang lingkup kami, Pengajar Muda, untuk 'bertumbuh' tidak hanya di desa penempatan, tetapi hingga lingkup kabupaten. Dan beberapa hari lalu, untuk pertama kalinya kami dipertemukan dengan manusia-manusia keren yang selalu bersedia memberikan diri mereka seutuhnya untuk orang-orang di sekitar mereka. Terutama untuk manusia-manusia terpolos di bumi Allah. Siapa lagi jika bukan anak-anak. Ya, manusia-manusia keren yang mengisi warna-warni kehidupan Kakak-kakak kami satu tahun ke belakang. Memberikan pelajaran tersendiri yang tidak didapatkan di tempat lain. Jadi, melalui sebuah wadah yang dinamakan Forum...

Menatap Asa di Bumi Kalwedo

Deru mesin dan getaran pesawat saat tepat akan mendarat membuatku terbangun dari istirahat singkat dalam serangkaian perjalanan menuju Tiakur, Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya. Setengah sadar aku melihat ke arah luar jendela, terhampar rerumputan hijau luas seperti permadani yang sayangnya terjal. Dan baru benar-benar tersadar saat turun dari pesawat, dihempas angin kencang yang cukup menggoyahkan pijakan kaki di landasan udara, bahwa untuk pertama kalinya gadis yang jarang bisa bepergian ke mana saja ini melangkahkan kaki di salah satu tanah di wilayah timur Indonesia. Alhamdulillaahirabbil’aalamiin.. Nikmat Allah mana yang mampu aku dustakan? Sesaat setelah turun dari Pesawat Trigana di Bandara Pulau Moa (dari kiri:Udin - Klaudia - Falah - Ayu - Zizi - Ika - Tuti - Akbar) Tidak hanya itu, sesaat aku dan teman-teman kebingungan tidak tahu harus ke mana di bandara yang kami rasa seperti gedung perkantoran biasa, kami tersadarkan oleh tulisan “Selamat Datang PM XVI di Bu...