"Wow, setahun lebih ke mana saja, Zizi? Blogmu sudah usang sekali. Yuk, mulai berbenah lagi!"
***
Menjadi
Pengajar Muda Angkatan XVI – Indonesia Mengajar merupakan salah satu mimpi saya
yang akhirnya bisa terwujud setelah lulus kuliah. Apalagi bisa terpilih dari
total 6.536 pendaftar, tidak pernah menyangka akan bisa seperti ini sebelumnya.
Setelah wisuda September 2017, seperti kebanyakan fresh graduate lainnya, saya
juga seorang jobseeker namun tetap menyediakan waktu untuk berkegiatan sosial yang
sudah bertahun-tahun saya lakoni.
Hingga awal Januari 2018 dibukalah pendaftaran
Pengajar Muda Angkatan XVI dan tergeraklah hati saya untuk mendaftarkan diri. Saya
menjalani 4 tahapan proses untuk bisa menjadi Pengajar Muda. Pertama, seleksi
administrasi dengan mengisi formulir online berisi data diri dan esai. Saya menyelesaikannya
dengan berusaha seteliti mungkin dan mengikuti instruksi yang diberikan,
terutama ketika menulis esai. Setelah dinyatakan lolos seleksi administrasi, saya
menjalani Direct Asssessment (DA) di Jakarta yang meliputi tes potensi
akademik, tes psikologi, focus group discussion, simulasi audiensi, micro
teaching, dan wawancara yang keseluruhannya dilaksanakan sehari penuh. Sebelumnya,
saya mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan membaca ulang esai, berlatih
soal-soal psikotes dan TPA, serta membuat media pembelajaran untuk proses micro
teaching.
3 hari setelah DA, pihak Indonesia Mengajar menghubungi saya bahwa
saya berhak lanjut ke tahap Medical Check Up di Surabaya. Sekitar 10 hari atau 2 minggu kemudian,
saya mendapat email untuk menandatangani kontrak sebagai Pengajar Muda Angkatan XVI.
Belum berhenti begitu saja, saya dan 32 pemuda dari seluruh Indonesia harus
menjalani tahap akhir terlebih dahulu, yaitu Pelatihan Calon Pengajar Muda Angkatan XVI selama 2
bulan, 3 minggu online training dilanjutkan dengan 5 minggu offline training di Jawa Barat.
Hingga akhirnya kami diberangkatkan ke daerah penempatan
masing-masing pada pertengahan Mei 2018. Inilah langkah awal kami menjadi Pengajar Muda Angkatan XVI yang sesungguhnya, menjadi fasilitator pendidikan melalui pelibatan diri di sekolah,
masyarakat dan daerah. Sesampainya di Maluku Barat Daya (daerah penempatan
saya), kami dibenturkan dengan banyak perbedaan. Dan selama setahun terakhir
inilah “Sekolah Kepemimpinan” Indonesia Mengajar bekerja. Karakter kami
dibentuk menjadi lebih adaptif saat dibenturkan dengan masyarakat yang
hampir 100% berbeda agama, suku, budaya, dan bahasa. Manajemen diri kami
terlatih ketika dibenturkan dengan berbagai ketidakpastian yang hampit setiap
waktu di depan mata. Ketangguhan dan kesabaran kami terasah saat dibenturkan dengan berbagai target dan ekspektasi yang berujung sebaliknya. Namun,
pengalaman memperluas zona nyaman dan melampaui batas diri inilah yang akan
terus terpatri dalam hati dan tidak akan terlupakan sebagai pembelajaran
berharga di ujung negeri.
Mau merasakan pengalaman berharga sebagai Pengajar Muda seperti saya dan teman-teman? Yuk, #BERAN19ABUNG #JadiPengajarMudaXIX! Kalian bisa mendaftarkan diri melalui website Indonesia Mengajar atau langsung saja klik bit.ly/DAFTARPM19.
Saat Parade Festival Pendidikan Kalwedo 2018 (P. Moa, November 2018) |
Mau merasakan pengalaman berharga sebagai Pengajar Muda seperti saya dan teman-teman? Yuk, #BERAN19ABUNG #JadiPengajarMudaXIX! Kalian bisa mendaftarkan diri melalui website Indonesia Mengajar atau langsung saja klik bit.ly/DAFTARPM19.
Salam,
Zizi
Comments
Post a Comment