Skip to main content

ITS Mengajar for Indonesia #Part 1

“Panas terik matahari dan jarak tempuh yang begitu jauh tak menyurutkan tekad kami untuk mengabdi. Senyum polos dan canda tawa mereka selalu membuat diri ini lebih bersemangat.“

Bulan Juni lalu, tepatnya mulai tanggal 8 Juni hingga 28 Juni 2015, aku mengikuti program ITS Mengajar for Indonesia (IFI) 2015 bertempat di Desa Sumberejo, Tongas, Kabupaten Probolinggo. Aku diamanahi menjadi salah satu Pengajar Tangguh Angkatan 2 bersama 25 temanku yang lainnya untuk berbagi dan mengabdi selama tiga minggu di sana. Rasanya baru kemarin aku menemani Mas Acay menghadiri apel pelepasan Pengajar Tangguh Angkatan 1 untuk mengabdi di Pulau Mandangin, Madura. Alhamdulillah Allah mengabulkan salah satu impianku setelah hampir setahun menanti Oprec Pengajar Tangguh Angkatan 2. Yak, untuk mencapai ini semua, aku melewati beberapa tahap seleksi, mulai seleksi berkas, simulasi mengajar di kampung binaan HMJ lain, hingga interview. Dan akhirnya saat acara I’M LIFE, diumumkan 24 Pengajar Tangguh Angkatan 2 yang akan berangkat ke Probolinggo, ditambah beberapa orang cadangan. Tidak hanya itu, kami juga menjalani beberapa pelatihan, dari pelatihan yang paling santai di dalam ruangan sampai pelatihan yang paling tidak santai alias dilatih Menwa semalaman tidak tidur dan harus selalu siap siaga menghadapi berbagai tantangan di depan mata (ndak bermaksud alay lho ya, emang kenyataannya kayak gitu hehe).

  
Jadi sebenarnya, program ITS Mengajar for Indonesia ini diadakan selain untuk memperbaiki pendidikan di daerah penempatan, juga untuk memotivasi dan menginspirasi adik-adik SD dan orang tua mereka bahwa pendidikan itu penting dan berharap mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Apalagi melihat kondisi di Desa Sumberejo sendiri, rata-rata orang tua di sana menikahkan anak-anak mereka setelah lulus SD. Bayangin aja kita yang umur segini merasa belum siap menikah, sedangkan adik-adik di sana yang masih umur sekian belas tahun sudah menikah, miris pek lihatnya :( Well, aku mau cerita hari-hari di sana yaa

Day 1

Pengajar Tangguh 2? Langkah nyata menuju Indonesia cerdas :D

Hari Senin, 8 Juni 2015.  Hari ini apel pelepasan Pengajar Tangguh 2 di Lapangan Perpustakaan ITS, dihadiri oleh perwakilan-perwakilan dari HMJ dan BEMF, Mas Fajri selaku PresBEMITS, Pak Bambang (Ayahnya Ipeh hehe), Pak Daniel, dan Pak Joni (Rektor ITS). Alhamdulillah Bayu datang, seneng pek rasanya, ada perwakilan dari HIMATEKK yang datang, apalagi sahabat sendiri hehe. Dan kalian tahu setelah apel pagi itu, sahabat-sahabatku yang lain datang juga pek, ya Allah terharu aku :’) Ada Prini, Dewi, Yudhi, Adam, Arga, Bayu. Meskipun surprise mereka failed gara-gara Istiq bilang kalau ngelihat Prini haha. Tapi ndakpapa, yang penting ketemu mereka sebelum 3 minggu di sana ndak ketemu sama sekali, aku gampang kangen mereka soalnya hehe. Dan mereka nungguin aku sampai truck tentara yang aku dan teman-temanku kendarai hampir berangkat. Alhamdulillah seneng pol rasanya :’)

Dewi - Yudhi - Adam - Bayu - Zizi - Prini - Arga


Day 2
Hari ini hari pertama mengajar. Aku dan 12 temanku ditempatkan di SD Sumberejo 2 yang letaknya sekitar 2 km dari basecamp cewek. 13 temanku yang lain di SD Sumberejo 1 yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari basecamp cewek dan sepelemparan batu dari basecamp cowok. Hari pertama mengajar ini, kami masih diantar jemput motor oleh panitia. Sesampainya di halaman sekolah, adik-adiknya langsung menyerbu kami, semua anak langsung salim ke kami :’) Di SD Sumberejo 2 hanya ada 3 ruang kelas dan 1 ruang guru (gabung dengan ruang kepsek). Jadi, 1 kelas terdiri atas 2 jenjang kelas (kelas 1 & 2 jadi satu, kelas 3 & 4 jadi satu, kelas 5 & 6 jadi satu). Dan jumlah siswa di sana juga terbatas, tiap jenjang kelasnya hanya terdapat sekitar 10 hingga belasan siswa. Kebetulan aku, Ahyud, Febe, dan Niko mengajar di Grade 3 (kelas 5 & 6) dan total adik-adik kami hanya 25 orang, lebih sedikit dari jumlah murid sekelas di kota pada umumnya. Hari ini kami full hanya perkenalan dengan games, pembacaan peraturan selama 3 minggu, dan pembuatan papan apresiasi. Subhanallah pol adik-adik kami selalu bersemangat menerima semua kegiatan dari kami. Kalau diibaratkan robot itu baterainya full terus ndak  ndak ada habisnya haha. Padahal banyak dari mereka yang cuma pakai sandal ke sekolah, buku dan alat tulis juga seadanya. Ya Allah sampek malu sendiri rasanya, kadang-kadang kuliah masih males-malesan belajar, kadang masih suka mengantuk dan kurang semangat di kelas. Terima kasih ya Allah sudah diingatkan :')

perjalanan pulang dari sekolah ke basecamp


Day 3
Hari kedua mengajar. Yak, mulai hari ini kami jalan kaki ke sekolah, 2 km pulang pergi, jadi total 4 km haha. Capek? Iya. Tapi semua terbayar saat tiba di sekolah dan adik-adik kami berlarian ke arah kami berebut salim satu-satu. Ya Allah terharu lagi kan :’) dan senengnya lagi, pas masuk kelas, kelas sudah bersih, rapi, semua anak kelas 5 & 6 pakai seragam rapi, pakai sepatu, pakai kaos kaki, datang tepat waktu semuanya. Ya Allah :’) makin malu sama diri sendiri lagi pek. Mereka rumahnya jauh dari sekolah, jalan kaki ke sekolah tiap hari, tapi ndak pernah terlambat datang ke sekolah. Lah aku? Kosan deket, ke kampus naik motor, masih sering telat sisan, maaf ya Allah :( hari ini kami berlajar pengenalan profesi dan cita-cita. Mereka kami ajak ke sebuah wahana yang berisi berbagai macam profesi (dalam bayangan masing-masing) lalu mereka menggambarkan profesi yang sesuai dengan cita-cita mereka, lalu secara bergantian mereka mencerikatakannya di depan kelas. Ya Allah seneng pol, ada yang mau jadi dokter, jadi polisi, jadi penari, petani, bu presiden, guru, dan yang paling banyak pemain sepak bola haha. Semoga mereka bisa mewujudkan cita-cita mereka ya Allah :) lalu kami bermain simulasi pemilu di Indonesia. Awalnya berjalan lancar dan tenang. Namun, saat perhitungan suara selesai, tiba-tiba Asrifa menangis, mengacungkan tangan, dan berteriak “Kak, itu Syaiful nyuruh saya pulang dari tadi!” sontak kami berempat kaget. Apalagi perolehan suara Asrifa hanya 1 suara, paling sedikit dari 3 teman lainnya yang menjadi calon presiden. Tiba-tiba dia langsung berlari keluar kelas. Waduh aku jadi bingung pek, aku pas jadi center teacher sisan. Jadi Ahyud dan Febe menangani Asrifa di luar, aku dan Niko melanjutkan kegiatan di dalam kelas, berusaha menenangkan adik-adik yang lain. Mulai terlihat karakter masing-masing anak di hari kedua mengajar ini.




Day 4
Hari ketiga mengajar. Hari ini kelas 5 & 6 pelajaran olahraga. Kami bermain lari estafet karena mereka belum pernah bermain itu. Alhamdulillah permainan berjalan seru dan akhirnya dapat 1 tim pemenangnya. Setelah masuk kelas, kami bermaksud memberikan bintang untuk tim yang menang. Namun tiba-tiba Asrifa mengacungkan tangan dan berkata “Kak, tidak adil, yang menang anak-anak kelas 6 yang badannya besar-besar, ya jelas menang lawan kelas 5 yang kecil-kecil”. Waduh masalah lagi. Jadi akhirnya kami memustuskan memberikan 1 bintang per hari untuk setiap anak yang hadir ke sekolah. Hmm..benar-benar makin terlihat karakter masing-masing anak di hari ketiga mengajar ini. Kegiatan dilanjutkan dengan materi rasa ingin tahu dan peduli lingkungan. Kami mengenalkan mereka tentang sampah organik dan anorganik. Lalu mereka mencari jenis-jenis sampah tersebut di lingkungan sekolah mereka untuk kemudian mereka buat menjadi prakarya mozaik. Senangnya melihat mereka tertib dan rukun selama membuat mozaik :)

To be continued..

Keep educating and inspiring ^^

Pasuruan, 14 Juli 2015
ZIR

Comments