Skip to main content

Resensi Novel “Remember When"


Judul                         : Remember When
Penulis                      : Winna Efendi
Penerbit                     : GagasMedia
Tahun terbit               : 2011
Jumlah halaman        : 248 halaman
Kategori                    : Novel 

          Banyak orang mengatakan bahwa masa-masa SMA merupakan masa yang menyenangkan dan tak terlupakan, terutama jika menyangkut hal percintaan. Ya, karena pada masa itu para remaja memulai kisah cinta mereka, lebih tepatnya cinta monyet. Seperti yang dikisahkan dalam novel Remember When karya Winna Efendi ini.
         Dibalik tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan sekolah yang padat, kisah cinta Freya-Moses dan Gia-Adrian  bisa dikatakan sangat baik. Meskipun terkadang terjadi salah paham, keributan kecil, dan putus nyambung. Namun rasa saling mengerti di antara mereka membuat mereka bersatu kembali.  Mereka seperti merpati yang tidak bisa dipisahkan dari pasangannya. Kebiasaan mereka melakukan beberapa kegiatan bersama-sama dan melakukan doubledate, membuat siswa-siswi di sekolah mereka iri dengan hubungan mereka berempat. Namun, kelancaran hubungan mereka berubah dua tahun kemudian.
            Kekacauan mulai terjadi saat Freya merasa jenuh dengan hubungannya yang begitu-begitu saja karena Moses cenderung pemalu, pendiam, dan sibuk dengan kegiatan OSIS-nya. Dan Adrian yang merasa hubungannya mulai tidak sehat setelah kebohongan-kebohongan kecil yang ia buat serta kesalahannya telah mengambil harta Gia yang paling berharga dalam dirinya. Freya memang mencintai moses. Namun, saat pasangan mereka yang sama-sama anggota OSIS sedang rapat dan mereka berdua terpaksa datang bersama ke cafe tempat biasa mereka doubledate, Adrian mulai lebih mengetahui tentang Freya. Freya merupakan perempuan yang cerdik, antisosial, tetapi punya selera musik yang bagus. Untuk pertama kalinya Adrian merasa nyaman berada di dekat perempuan selain Gia. Freya juga merasakan ada sesuatu yang berubah dengan perasaannya terhadap Moses dan Adrian. Ya, Freya jatuh cinta pada Adrian. Di saat Gia tahu kalau Adrian menyukai Freya dan sudah menciumnya, Freya buru-buru menghampiri rumah Gia dan dalam perjalanan pulang ia bertemu dengan Adrian. Mereka berpelukan, bermaksud mengakhiri hubungan mereka yang terlarang. Tapi di saat itu pula Moses datang dan melihat mereka di tengah jalan. "Gue sayang Freya," kata Adrian pada Moses. Dan saat itu juga hubungan Freya-Moses berakhir.
Di sisi lain, Gia terlalu mencintai Adrian dan Adrian tidak bisa mengakhiri hubungan mereka karena mempunyai tanggung jawab yang berat. Setelah hubungan mereka berempat akhirnya pecah dan berantakan, di saat hari kelulusan Moses menghampiri Freya dan meminta maaf. Mereka sepakat untuk menjadi sahabat. Apalagi setelah mereka tahu kalau mereka satu kampus dan satu jurusan. Sementara Gia akhirnya melepas Adrian setelah dua tahun mereka lulus dari SMA. Adrian pun akhirnya kembali ke Indonesia untuk Freya. Perjalanan yang telah mereka lalui semasa SMA layak menjadi kenangan, baik manis maupun ahit. Sehingga saat mereka dewasa, mereka dapat menatap foto mereka bersama sambil mengingat masa-masa itu, remember when…
Winna Efendi merangkum kisah cinta yang biasa-biasa saja menjadi enak untuk dinikmati. Dengan membaca novel yang ditulis dalam empat sudut pandang ini, kita seolah-olah mengintip beberapa diary anak-anak SMA dalam urutan kronologis, sehingga akhirnya kita mendapatkan keseluruhan cerita lengkapnya dengan perasaan masing-masing individu yang terlibat di dalamnya. Bahasa yang digunakan juga bagus dan tertata rapi. Ada beberapa ungkapan dan kutipan di dalamnya yang membuat suasana cerita menjadi lebih hidup. Namun terkadang kita harus membacanya sekali lagi sampai benar-benar mengerti maksud dari ungkapan dan kutipan tersebut.
Jalan cerita yang tidak mudah ditebak membuat para pembaca novel ini semakin penasaran dan ingin membacanya hingga tuntas. Kegalauan kisah percintaan dalam novel ini membuat para pembaca yang sedang jatuh cinta ataupun yang sudah memiliki kekasih ikut menjadi galau. Karena di situ dijelaskan bagaimana perasaan seseorang yang benar-benar jatuh cinta pada orang lain atau seseorang itu hanya menyukainya. Ya, sesuai dengan apa yang saya tangkap dari novel ini, mencintai berbeda dengan menyukai. Dan hal ini belum banyak dimengerti oleh remaja saat ini. Dengan membaca buku ini, para remaja bisa membedakan cinta yang sesungguhnya dengan hanya menyukai. Dengan begitu, para remaja tidak langsung berpacaran dengan lawan jenis yang hanya disukainya. Lain halnya jika novel ini dibaca oleh orang dewasa. Mereka akan langsung mengingat percintaan masa  SMA yang telah dilaluinya. Karena novel ini seperti menceritakan kehidupan remaja pada umumnya, namun tetap dengan ciri khas Winna Efendi.

Comments

  1. kenapa dikit banget sinosis nya kaak? guru aku nyuruh enam page -___-

    ReplyDelete

Post a Comment