Assalamu’alaikum everyone.
Sorry for breaking my own
promise to post our experiences on the 2nd day of Future Leader
Summit 2017 several days ago :(
Well, masih ingat kan pada
hari pertama setiap room dibagi
menjadi 5 grup untuk membahas suatu permasalahan dan menentukan satu solusi
konkrit atas permasalahan tersebut? Nah, jadi di hari kedua ini, kami menjalani
sesi Ideas Trial, yaitu sesi di mana
setiap kelompok mematangkan solusi yang dibuat dan mempresentasikannya di
hadapan kelompok-kelompok lain dan yang pasti room lain pula dalam bentuk lean
canvas, seperti business model canvas
gitu.
Kelompokku sendiri mengangkat permasalahan pendidikan di Provinsi
Lampung. Kebetulan salah satu anggota kelompokku berasal dari Lampung, dan dari
seluruh permasalahan pendidikan di masing-masing daerah asal anggota kelompokku,
daerah Lampung-lah yang memiliki permasalahan pendidikan paling parah, bahkan kualitas
pendidikannya menduduki peringkat ke-27 dari 34 provinsi di Indonesia. Dan kami
membawa solusi berupa online platform yang
kami beri nama sigerpendidikan.com, yang menghubungkan antara sekolah-sekolah
terpencil di Provinsi Lampung dengan para calon volunteer yang bersedia melakukan kegiatan pengajaran mengenai
pelajaran sekolah serta minat bakat setiap seminggu sekali di sekolah tertentu
sesuai pilihan mereka.
My group :) |
Dan ternyata, saat sesi presentasi berlangsung, ide-ide/solusi-solusi
yang dibuat oleh kelompok-kelompok lain keren-keren sekali Masya Allah, jadi seneng gitu ngelihatnya :) Yaa meskipun
masing-masing kelompok memiliki kekurangan atas setiap solusi kami, tetapi
semua kelompok benar-benar memaksimalkan potensi mereka sesuai room masing-masing. Kelompok dari Room Digital misalnya, mereka membuat digital platform yang sangat inovatif untuk
mempromosikan salah satu pantai di daerah Yogyakarta. Bahkan Room Sience and Technology membuat
solusi berdasarkan data-data internasional dan disampaikan secara ilmiah.
Setelah sesi Ideas Trial,
kami mengikuti Grand Summit di Hotel
Pesona, Semarang. Dan kalian tahu siapa saja pembicara dari Grand Summit minggu lalu? Yap, Putra
Nababan, Alfatih Timur, dan Ari Juliano Gema. Sooo awesome and inspiring :”) Alhamdulillah
bisa bertemu langsung dengan mereka dan memperoleh pencerahan yang benar-benar
membuka pikiran kami kembali mengenai potensi berkarya untuk Indonesia, dan
yang pasti semakin membangkitkan semangat kami untuk menjadi pemuda yang mampu
memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk Indonesia. Oke, biar kalian tidak juga
tahu apa yang beliau-beliau sampaikan, aku coba ceritakan apa yang aku tangkap
yaa.
Materi pertama dari Mas Ari Juliano Gema, Deputi Badan Ekonomi Kreatif
Indonesia (maafkan lupa jabatan lengkapnya, panjang banget ._.). Dari materi “Menuju
Indonesia yang Kreatif” yang disampaikan beliau, kami jadi lebih tahu bahwa
banyak sekali sektor yang bisa digarap yang membutuhkan kreatifitas sehingga
meningkatkan nilai lebih dari suatau barang atau jasa yang ditawarkan. Termasuk
dalam menciptakan ekonomi kreatif. Kita pun bisa memulainya dengan sesuatu yang
sederhana, intinya yang bisa meningkatkan nilai tambah suatu barang/jasa sesuai
sains, teknologi, dan wawasan budaya. Perlu diketahui bahwa di Amerika (jika
tidak salah pada tahun 2020-an), 47% pekerjaan akan digantikan robot, 12%
pekerjaan akan hilang, 13% pekerjaan baru akan tercipta, dan 75% pekerjaan
mampu bertahan jika menggunakan teknologi masa depan. Nah, begitu pun di
Indonesia, tidak dapat kita pungkiri bahwa beberapa tahun ke depan akan banyak
bermunculan pula pekerjaan-pekerjaan baru akibat pertumbuhan ekonomi kreatif
yang semakin meningkat. So, sebagai
pemuda Indonesia yang termasuk dalam usia produktif, akan lebih baik jika kita
mampu menciptakan ekonomi kreatif, apalagi jika dapat menciptakan lapangan
pekerjaan bagi orang lain, tentu akan sangat membantu pemerintah dalam mengatasi
pengangguran di negeri ini.
Materi kedua disampaikan oleh Al Fatih Timur. Yang belum tau Mas ini,
beliau merupakan CEO kitabisa.com. Sudah pada tahu kan tentang platform kitabisa.com yang super
bermanfaat dan mampu menggerakkan hati orang-orang baik dari penjuru negeri?
Awalnya beliau menceritakan tentang platform
tersebut secara umum, serta kisah-kisah para penggalang dana yang menggunakan platform tersebut untuk membantu orang
lain. Selanjutnya, Mas Timi, panggilan akrab beliau, menyampaikan sesuatu yang
benar-benar membuatku dan mungkin delegates
lain merasa tertampar, semacam diingatkan kembali untuk menjadi pribadi yang lebih
baik. Menurut beliau, penyakit anak muda saat ini adalah minder,
sedikit-sedikit bilang “Aku mah apa, cuma
butiran jasjus”, dan pernyataan-pernyataan sejenis itu. Padahal, kita para
pemuda sangat bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk Indonesia. Dengan
karakter generasi millennial yang doers,
altruistic, altruistic narcism, dan tolerance, kita sangat perlu untuk
melakukan Selebrasi Kebaikan. Bukan berarti bermaksud memamerkan
kebaikan-kebaikan yang kita lakukan, tetapi dengan menyebarkan
kebaikan-kebaikan yang kita lakukan, insya
Allah akan menggerakkan orang-orang di dekat kita maupun orang-orang di
luar sana yang tidak kita kenal untuk melakukan kebaikan pula.
Materi terakhir disampaikan oleh Putra Nababan. Pasti sudah tau semua
kan ya siapa beliau. Yap dulunya beliau merupakan wartawan di stasiun TV
nasional. Namun, saat ini beliau mendirikan ID Talent Indonesia bersama 2
rekannya yang berbeda latar pendidikan. Hampir sama seperti materi sebelumnya,
beliau benar-benar sangat menginspirasi dan memotivasi kami untuk menjadi
pribadi yang lebih baik. Beliau menyampaikan betapa pentingnya menemukan passion kita untuk kemudian berusaha
meningkatkan potensi diri yang kita miliki agar apa yang kita ciptakan dapat sustain. We should play to our strength to find our passion out. Tidak
masalah dengan adanya bonus demografi di Indonesia pada tahu 2025 mendatang
jika kita mampu menjadi master in our
home, be leader in our own country. Sayangnya, saat ini demand talent di Indonesia yang sangat
banyak belum diimbangi dengan supply-nya.
Pemuda-pemuda Indonesia sangat perlu meningkatkan skills dan self awareness
mereka dalam menghadapi hal ini. Kita tidak bisa hanya bermain-main dan terlena
dengan perkembangan teknologi yang semakin menjadi-jadi. Kontribusi apa yang
bisa kita lakukan untuk menyelesaikan permasalahan di Indonesia? Ini yang lebih
penting.
Well, those were our 2 days
experiences in FLS 2017. Alhamdulillah,
sangat bersyukur kepada Allah telah memberikan kesempatan baik ini kepada kami
para delegasi FLS. Terima kasih telah diingatkan kembali mengenai pentingnya
menebarkan kebaikan terus-menerus dimanapun dan kapanpun. Terima kasih telah
menghadirkan teman-teman delegates
yang super keren dan dapat saling menginspirasi. Semoga tagline #DaretoCreate FLS kali ini tidak hanya
berhenti pada hari terakhir kegiatan, tetapi akhir kegiatan ini lah yang akan
menjadi awal langkah kita untuk benar-benar create
something for Indonesia. Dan yang pasti tidak lupa untuk berkolaborasi dengan
orang-orang yang sama-sama memiliki visi kebaikan untuk Indonesia, agar bisa
saling mengingatkan dan menguatkan satu sama lain dalam memulai dan menjalankan
karya kita.
FLS Delegates from ITS |
#FutureLeaderSummit2017
#DaretoCreate
Keep Educating and Inspiring ^^
ZIR
Zizi memang panutankuuu
ReplyDeleteGeuur jangan lupa nanti malam
ReplyDelete