Skip to main content

#randomtalk : Jurnal Harianku


Tadi siang, aku membuka kembali beberapa jurnalku yang berisi catatan perjalanan hidupku sejak SMA hingga kuliah tahun ketiga. Ya, entah sejak kapan pastinya, intinya sejak aku tinggal terpisah dari orang tuaku dan mengalami beberapa permasalahan saat itu, aku lebih banyak menorehkan kisah hidupku di lembaran-lembaran jurnal harian tersebut daripada menceritakan hal-hal kurang mengenakkan yang terjadi pada hidupku ke orang tuaku. Namun, jangan samakan dengan buku harian yang banyak curhatan di sana sini ya. Karena aku tidak bermaksud membuat jurnal yang seperti itu. Jika kalian membukanya, tidak sedikit berbagai warna, quotes, pelajaran hidup, catatan materi pelatihan dan kajian, things to do, dan lain sebagainya yang aku torehkan di setiap lembarnya. 

Awalnya aku hanya bermaksud mencari catatan mengenai pelatihan pengajaran kreatif. Namun, semacam ada magnet yang menarikku untuk membaca ulang tulisanku sejak beberapa tahun silam. Huruf demi huruf aku telusuri, baris demi baris aku jelajahi, halaman demi halaman aku lumat habis. Hingga batinku berkata.
"Ternyata aku pernah menulis ini ya."
"Ternyata aku pernah se-alay ini ya, haha."
"Oiya, dulu kan aku pernah melakukan ini, melakukan itu."
"Ya Allah, ternyata aku pernah mengikuti kajian dengan topik yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan oleh banyak orang, bisa-bisanya aku lupa."
"Ya Allah, ternyata aku pernah menuliskan dan menggambarkan mimpi seperti itu, dan Alhamdulillah ada yang telah (dan semoga juga akan) tercapai atas izin-Mu."

Benar-benar mengingatkanku pada hal-hal penting maupun sepele yang kini hampir tidak pernah muncul dalam ingatanku. Apalagi saat membaca berbagai macam quotes yang dulu seringkali aku gunakan untuk memotivasi diri sendiri, terjemahan ayat-atat Al-Qur'an dan hadits Rasulullah yang seringkali aku gunakan sebagai pengingat saat iman sedang turun, saat tidak bersemangat menjalani hidup yang rasanya penuh ujian dan harus aku lalui seorang diri di tengah lingkungan tempat tinggal yang kurang bersahabat.

Dan saat melihat diriku saat ini yang telah melalui sekian banyak perjuangan akan beberapa hal, aku menyadari, Allah baik poool ya, benar-benar baik, paling baik, dan tidak ada yang lebih baik dari-Nya. Allah selalu datangkan pertolongan untuk hamba-Nya yang selalu sabar dengan kesabaran yang indah. Allah selalu hadirkan nikmat untuk hamba-Nya yang selalu bersyukur dalam keadaan lapang maupun sempit. Allah selalu penuhi doa-doa hamba-Nya dalam bentuk yang terbaik untuknya di waktu yang terbaik pula. Allah selalu menyayangi kita semua. Kita saja yang seringkali terburu-buru memohon sesuatu yang terbaik menurut pandangan kita. Pun seringkali langsung menghindari sesuatu yang tidak kita sukai, lagi-lagi menurut pandangan kita. Padahal Ali bin Abi Thalib juga pernah meningatkan bahwa "kesabaran itu ada 2 macam; sabar akan sesuatu yang tidak kau ingini dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingini".  

Hal ini membuatku ingin membeli lagi jurnal sejenis. Jurnal berbeda dari yang aku gunakan untuk merencanakan project bersama teman-temanku. Jurnal yang hanya aku yang paling tahu apa yang aku tuliskan di setiap halamannya. Jurnal yang hanya aku yang paling paham mengapa aku goreskan warna hitam, biru tua, biru muda, merah, merah muda, kuning, hijau, jingga, cokelat, dan ungu di sana, bukan warna lainnya. Agar aku bisa menorehkan warna baru di setiap lembarannya. Sebagai pengingat diri atas kemudahan melupakan hal-hal kecil namun bermakna, juga atas kebaikan dan kasih sayang Allah yang tidak pernah ada habisnya.


ZIR

Comments