Siang ini sangat terik. Matahari berada tepat di atas kepala. Angin sepoi-sepoi yang biasa berkunjung ke kota kecil ini pun kali ini enggan menyumbangkan hawa sejuknya. Barisan semut-semut lebih memilih melewati tanah yang tertimpa bayangan pohon-pohon daripada rumput hijau segar yang rela bermandikan cahaya matahari. Sungguh siang yang begitu panas. Sepanas hati Raffah saat ini. Sejak satu jam yang lalu, gadis berumur enam tahun itu duduk di ayunan karet ban kesayangannya yang ditali ke pohon rambutan di halaman depan rumahnya. Sendirian. Menyendiri lebih tepatnya. Sesekali dia mengayunkan tubuhnya agar ayunan karet bannya bergerak ke depan, belakang, kembali ke depan, ke belakang lagi, begitu seterusnya hingga kencang, semakin kencang dan seru, membuat dua kepang rambutnya bergerak berlawanan arah dengan arah ayunan. Tak peduli teriknya matahari di atas sana, tak peduli panggilan Bundanya yang menyuruhnya masuk ke dalam rumah, Raffah benar-benar tidak peduli dengan semua itu. ...