Skip to main content

ZIZI: Seleksi Alam, by Lusiwulan


... Hubungan tertentu dengan seseorang atau beberapa orang menempatkan kita pada posisi untuk melakukan seleksi terhadap hubungan-hubungan kita yang lain, terhadap keputusan-keputusan yang kita buat, dan terhadap tindakan-tindakan yang kita ambil dalam hidup di alam semesta ini. Seleksi alam.
Dan selama kita masih di sana, berada di alam semesta, seleksi alam akan terus berlangsung. Satu kondisi tidak akan pernah bersifat konstan, karena bumi juga bersifat antikonstan, senantiasa berputar.
Jadi, nggak perlu sedih, Zi. Terus saja berjalan seiring perputaran bumi. Nanti juga akan ketahuan, siapa dan apa yang mampu bertahan di sisimu, mana yang terbaik untuk kamu..

Kendati merepotkan, kejadian ini memberikan pelajaran dan sentilan keras. Tentang keterbukaan, saling berbagi cerita dan perasaan kepada orang terdekat. Tentang makna keberadaan seseorang di dunia ini. Berapa pun usianya.

"Jika elemen terkecil dari struktur sosial melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, niscaya akan terbentuk satu struktur sosial yang teratur dan kokoh yang menghasilkan satu lingkaran hubungan yang harmonis. Itu juga yang menjadi falsafah hidup semut, pekerja gigih, yang masing-masing tahu betul tanggung jawab yang diembannya untuk bertahan hidup. ...."
Lebih lanjut Zizi menelaah bahwa individu nggak bisa hidup tanpa lingkungannya, atau dengan kata lain, tanpa menjadi makhluk sosial. Harus ada timbal balik harmonis, bahwa ketika lingkungan sudah berjasa baginya, dirimya pun paling tidak harus berguna juga bagi lingkungannya.

"Coba ingat baik-baik awal hubungan kalian. Apakah harapan itu memang pernah ada? Zi..?"
Cep. Zizi tertegun. Bengong melompong.

salah satu judul bab: Lupakan Dia, Zi

... Mana si kembar ini suka memanggilnya "Zizik", hasil adaptasi mereka dari kata "Jijik". Hih!

Kemudian mama Teddy kembali angkat suara. "Lupakanlah Teddy secepat mungkin, Zi. Kalau nggak, situasinya bakalan lebih sulit buatmu. ..." 
(btw sejak kapan aku suka Teddy =))))))))

"... Zizi terbuka terhadap segala kemungkinan. Namun pada akhirnya keputusan Zizi buat berdasarkan perenungan dan penelaahan dari dalam diri."

..., Zizi benar-benar nggak tahu harus gimana. Dia merasa nggak enak jika harus condong ke salah satu pihak. Nggak mungkin. Nggak bisa dan nggak akan. Lagipula yang dipermasalahkan juga nggak punya bukti cukup kuat....

.... Kamu masih ingat kamu pernah bilang people always come and go, jadi sediakan hati untuk kemungkinan terindah dan terburuk, jangan hanya untuk satu kemungkinan saja, dengan begitu kita bisa menjalani hidup tanpa pernah harus berhenti.

Zizi menambahi, "Gue jalani aja dulu yang ada. Pengalaman terakhir ketika gue terlalu terburu-buru mendefinisikan arah kedekatan mestinya harus bisa bikin gue lebih hati-hati besok-besok."

"Hei, yang cukup bagi gue, tetaplah menjadi lo apa adanya. Nggak usah merasa bersalah karena nggal bisa membahagiakan orang lain. Kehidupan itu luas. Banyak hal yang bikin kita sedih, tapi banyak car juga untuk bahagia."

Bahagia dan sedih datang dan pergi. Seperti juga orang-orang yang mengisi kehidupan kita

Comments