Skip to main content

Waktumu Tinggal Seminggu

Sekitar jam 11 kurang tadi malam, ada yang mencolek lenganku, mengajakku segera menemaninya tidur. Takut tidur sendirian katanya, habis baca cerita horor. Singkat cerita, malah aku sendiri yang tidak bisa segera terlelap. Padahal lampu sudah aku padamkan, kipas angin sudah aku set seperti biasa, selimut sudah aku kenakan dengan nyaman, doa sebelum tidur juga telah aku ucapkan lirih. Namun, berbagai pikiran rupanya melintas dalam kepalaku tanpa permisi.

“Sa, nanti kalau aku ndak ada, kamu berani tidur sendirian, kan?”
Yang ditanya tidak menjawab.
“Sa..??”
Oh, sudah tidur ternyata.

Tidak ada yang diajak bicara. Jadilah berbagai pikiran semakin tidak tahu malu melintas di kepalaku.
Kamu tidak merasa pihak Indonesia Mengajar salah pilih kan, Zi? Lihatlah, Calon Pengajar Muda XVI yang lain keren-keren. Prestasi mereka lebih banyak dari yang sudah kamu raih. Kontribusi mereka lebih berdampak nyata dari yang sudah kamu lakukan.
Sempat berpikir begitu, merasa diri sendiri bukan siapa-siapa dibanding yang lain :”D
Tetapi, bukankah jika Allah sudah menghendaki kita berada di posisi/tempat tertentu, sebenarnya Allah yakin kita bisa menjalaninya, Allah percaya kita pantas menjadi orang yang berkecimpung di dalamnya? Tinggal bagaimana cara kita menunjukkan kepada Allah bahwa kita benar-benar bisa menyelesaikannya sampai akhir. Jadi, insya Allah tidak ada yang salah pilih. Bahkan Allah selalu terlibat dalam segala hal terkecil yang tidak kita sadari, apalagi perkara ini. Allah yang menuntun pihak Indonesia Mengajar memilihku dan juga teman-temanku. Allah yang menuntun kami menempuh jalan ini.

Kamu sanggup tinggal di pelosok yang kemungkinan tanpa listrik, tanpa masakan Mama?
Bismillah, sanggup. Tekadku sudah bulat. Salah satu imipianku sudah di depan mata. Meskipun aku tahu, setiap naik tingkat kelas saja, aku selalu menanyakan, “Bisa tidak ya nanti di kelas A?”, dan pertanyaan sejenis lainnya. Dan Allah dengan baiknya selalu menunjukkan bahwa aku bisa melaluinya dengan baik, atas pertolongan Allah tentunya. Dan insya Allah, kali ini juga akan bisa aku dan teman-temanku lalui, meskipun kami tahu butuh perjuangan dan proses yang bisa jadi sangat melelahkan. Tetapi semoga Malaikat Raqib akan mencatatnya sebagai lelah yang Lillah. Agar semua yang kami lakukan tidak berakhir sia-sia. Laahaula walaa quwwata illaa billaah.. Mohon doa juga ya :)

Waktumu di rumah tinggal seminggu, Zi..
Iya, aku tahu. Dan masih ada beberapa ‘pekerjaan rumah’ yang harus aku selesaikan dengan tuntas. Sebelum aku semakin susah dijangkau secara fisik, maupun oleh sinyal komunikasi.

Aku perlu membuat Mama lebih tenang, tidak terlalu memikirkan kemungkinan buruk kondisiku di daerah penempatan.

Aku perlu membimbing adikku menemukan setidaknya beberapa pilihan utama jurusan untuk kuliahnya tahun depan. Aku tidak ingin hal buruk yang telah aku alami di masa lalu terjadi ke adikku.

Aku perlu menunjukkan kepada Ayah bahwa aku bisa survive selama pelatihan dan penugasan di daerah penempatan, dengan melakukan beberapa pekerjaan rumah yang tidak biasa aku lakukan sebelumnya.

Aku perlu segera menyelesaikan tugas komunitasku yang menjadi tanggung jawabku. Memastikan Endah bisa lebih tenang dengan beberapa hal yang sudah well-prepared sebelum aku berangkat. Apalagi hari ini Tiara terbang ke Tokyo untuk melanjutkan studi dan Hafizh sudah mulai sibuk dengan pekerjaan baru di luar kota.

Aku perlu segera menyelesaikan tanggung jawabku pada teman-teman Peduli Sekitar untuk mengadakan Jumat Berbagi terakhir di Region Pasuruan.

Aku ingin membaca buku-buku di rumah yang belum aku (selesai) baca.

Aku ingin menanam beberapa biji bunga matahari yang masih tersimpan rapi dalam lemari meja belajar.

Dan aku perlu memastikan tidak ada tanggungan dan/atau pinjaman uang atau barang yang belum aku kembalikan kepada siapapun. Memastikan juga tidak ada seorangpun yang belum memaafkanku atas berbagai kedzaliman yang telah aku perbuat sebelumnya.

***

Pict source: pinterest.com

Ya, waktuku di rumah memang tinggal seminggu. Dan aku merasa ingin menyelesaikan semuanya. Sebelum terlambat dan berakhir pada penyesalan yang belum tentu bisa aku perbaiki di tahun selanjutnya. Semoga Allah memudahkan :)


#randomtalk
ZIR

Comments