Skip to main content

Tuhan vs Waktu



Assalamu'alaikum.Wr.Wb.
Dua bulan lalu, saya mengikuti spiritual training untuk mahasiswa baru ITS di gedung Graha ITS. Menurut saya, materi training spiritual ini sangat bagus karena para pembicara tidak hanya menjelaskan hal-hal agama saja, tetapi juga menghubungakn dunia sains dan teknologi saat ini yang sangat sesuai dengan agama Allah. Ya meskipun ada beberapa cara penyampaian materi yang kurang menarik, namun secara keseluruhan, insya Allah dapat membuat saya dan teman-teman semakin berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kami kepada Allah. Amin..

Sebenarnya ada 1 hal pada sesi terakhir yang sangat menarik perhatian saya saat itu. Sesi terakhir bertema Ketauhidan dalam Islam disampaikan oleh seorang dosen teknik elektro ITS. Beliau menjelaskan bahwa kebenaran pembuktian agama (non-empirik, pembuktian hanya pada keyakinan) dan sains (empirik, harus dibuktikan dengan jelas) ada batasnya. Ada kebenaran-kebenaran dalam Al-Quran yang tidak boleh didukung dengan sains secara empirik. Misal, "Jika Tuhanmu itu ada, tunjukkan padaku, aku ingin melihatnya". Nah yang ini jelas-jelas tidak bisa dibuktikan secara empirik karena hal ini menyangkut keyakinan.

Saat sesi tanya jawab pada sesi terakhir ini, seorang mahasiswa baru dari jurusan teknik sipil menanyakan sesuatu dengan bersungguh-sungguh dan menunjukkan bahwa dia sedang merasakan kegalauan, kebingungan, ketakutan akan sesuatu. "Ada makhluk Allah yang bernama waktu. Kita semua tahu bahwa waktu terus berjalan dan kita tidak tahu kapan waktu akan berakhir. Saya sering merasa seakan-akan waktu sama dengan Tuhan. Saya tahu bahwa saya tidak seharusnya begini. Tapi kita semua pasti merasakan bahwa ada suatu saat di mana waktu sangat dekat dengan kita. Jika kita punya deadline tugas yang sangat mendadak dan sesegera mungkin harus kita kerjakan, rasanya waktu itu sangat dekaaaat dengan kita, hingga rasanya kita dikejar oleh waktu. Namun kita juga mengetahui bahwa Allah sebenarnya sangat dekat dengan makhluknya, Allah selalu di hati hamba-hambanya yang beriman, dan di Al-Quran pun dijelaskan bahwa Allah lebih dekat dengan hamba-hambanya daripada urat leher hamba itu sendiri. Tapi hal ini mengganggu saya. ...."

Jujur saja dulu saya pernah berpikiran sama dengan mahasiswa tersebut. Tapi saya tidak sampai memikirkannya terlalu lama dan dalam.
Semoga pengalaman ini menjadi pelajaran untuk kita semua, bahwa kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun, baik senang maupun susah, dalam senggang maupun dikejar waktu, ingatlah Allah selalu. Karena Hasbunallah wa ni'mal wakil ni'mal maula wa ni'mal nashir, cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.


Stay positve and keep our light alive ;D

Comments